Soal Jabatan Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati: Bukan Mau Saya, Presiden yang Menyuruh
Megawati singgung soal jabatannya mengisi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai Ketua Dewan Pengarah, sebut itu atas permintaan Jokowi
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri buka suara terkait jabatannya sebagai Ketua Dewan Pengarah di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Megawati mengaku bahwa hal itu adalah permintaan dan penugasan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku kepala negara.
Ditegaskannya, posisinya sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN bukan atas kemauannya sendiri.
Pernyataan tersebut, kata Megawati, memang harus disampaikan kepada masyarakat, mengingat banyaknya pertanyaan kepada dirinya terkait hal itu.
Hal tersebut diungkap Megawati saat menyampaikan pidato peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 PDI-P, Senin (10/1/2022).
Baca juga: Megawati Sebut Ada Kelompok Seperti Benalu Manfaatkan Pandemi, Sekjen PDIP Singgung Tarif Tes PCR
Baca juga: Sekjen PDIP Jelaskan Pidato Megawati Soal Kelompok Benalu Cari Keuntungan Saat Pandemi
"Banyak orang bertanya, kenapa Pak Jokowi, yang dijadikan (Ketua Dewan Pengarah BRIN) saya lagi, begitu. Lah saya bilang, yang nyuruh saya Presiden lho, memangnya maunya saya sendiri?"
"Coba toh, aneh ya?" kata Megawati dikutip Kompas Tv, Senin (10/1/2022).
Lebih lanjut, kata Megawati, pertanyaan itu muncul karena dirinya dianggap kurang pintar.
"Jadi, orang kayaknya apa sih, saya dianggap barangkali ya kurang pintar," lanjut Megawati.
Sementara, kata Megawati, dirinya dianggap oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, sebagai salah satu pihak yang kerap membicarakan soal riset dan inovasi di Indonesia selain Presiden ketiga RI BJ Habibie.
Hanya saja, Megawati mengaku bahwa dirinya kurang cakap dalam berbicara.
Baca juga: HUT Ke-49 PDIP, Jokowi Ungkap Prestasi Capaian Vaksinasi hingga Penanganan Pandemi Covid-19
Sehingga banyak orang menganggapnya kurang pintar.
"Saya tetap disinggung, kenapa yang dijadikan ketua dewan pengarah ibu Mega, gitu."
"Pak Handoko, lalu bilang, saya kok denger yang ngomong riset dulu itu Pak Habibie dan Ibu Mega. (Jadi mungkin karena) saya kurang bisa ngomong kali ya, jadi saya barangkali dianggap kurang pintar," jelas Megawati.