KPK Tanggapi Vonis 11 Tahun Stepanus Robin Pattuju: Putusan Hakim Independen
Hakim menjatuhkan vonis 11 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan atas perkara tindak pidana suap.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespons putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) atas terdakwa eks Penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju.
Hakim menjatuhkan vonis 11 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan atas perkara tindak pidana suap.
Atas vonis tersebut, KPK menyatakan, Majelis Hakim PN Tipikor telah menjatuhkan hukuman yang independen dan lembaga antirasuah mengapresiasi putusan itu.
"KPK mengapresiasi Majelis Hakim yang telah memutus perkara ini secara independen sesuai tugas dan kewenangannya," kata Pelaksana tugas (Plt) Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/1/2022).
Lebih lanjut kata Ali, putusan yang dijatuhkan oleh Hakim terhadap eks penyidik KPK dari unsur Polri itu sudah sesuai dengan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) KPK.
Adapun yang menjadi pembeda kata Ali, lebih kepada unsur pemberat dan yang meringankan hukuman Robin.
Baca juga: Hakim Tolak Niat Mantan Penyidik KPK Robin Bongkar Peran Wakil Ketua KPK Lili Pintauli
"Apa yang telah dipertimbangkan dan diputuskan Majelis Hakim hari ini, bahwa terdakwa SRP (Stepanus Robin Pattuju) terbukti bersalah, sebagian besar telah sesuai dengan apa yang KPK uraikan dalam uraian surat tuntutan tum jaksa," tukas Ali.
Sebelumnya, mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) asal Polri, AKP Stepanus Robin Pattuju divonis 11 tahun pidana penjara dan denda Rp500 juta subsider 6 bulan kurungan.
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menyatakan Robin secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 12 huruf a UU Tipikor, dalam kasus penyuapan pengurusan perkara.
Baca juga: AKP Robin Kecewa Hakim Tak Restui Niatnya Bongkar Permainan Wakil Ketua KPK Lili Pintauli
Robin terbukti menerima suap Rp11 miliar dan USD36 ribu atau total senilai Rp11,538 miliar. Suap tersebut diberikan agar Robin mengurusi lima kasus korupsi di KPK.
"Menjatuhkan pidana dengan pidana penjara 11 tahun dan pidana denda Rp500 juta subsider enam bulan penjara," kata Ketua Majelis Hakim Djuyamto membaca amar putusan, Rabu (12/1/2022).
Robin juga dijatuhi pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti sebesar Rp2,3 miliar subsider 1 tahun 6 bulan penjara.
Baca juga: Hakim Tolak Permohonan Justice Collaborator AKP Robin yang Berniat Bongkar Peran Wakil Ketua KPK
Dalam penjatuhan putusan, hakim mempertimbangkan hal memberatkan dan meringankan.
Hal memberatkan, Robin dinilai merusak kepercayaan masyarakat terhadap KPK dan kepolisian. Robin juga berbelit-belit selama persidangan dan tidak mengakui kesalahannya.
Sementara hal meringankan, Robin berperilaku sopan, punya tanggungan keluarga dan belum pernah dihukum.
Baca juga: Terbukti Terima Suap Urus Perkara, AKP Robin Divonis 11 Tahun, Advokat Maskur Husain 9 Tahun Penjara
"Perbuatan terdakwa sebagai aparatur hukum telah ikut merusak tatanan penyelenggara negara yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme," ucap hakim.