Ubedilah Badrun Mengaku Diteror di Media Sosial Tapi Belum Lapor ke Polisi
Ia hanya fokus pada substansi pelaporan dugaan TPPU yang melibatkan Gibran Rakabumi dan Kaesang Pangarep ke KPK.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fandi Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun merasa diteror.
Teror itu, menurutnya, melalui ancaman di media sosial dan dialaminya sendiri beberapa hari terakhir.
Teror itu dirasakan Ubedilah setelah dia melaporkan dua putra presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep ke KPK pada 11 Januari 2022 terkait dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Namun demikian, Ubedilah menanggapi santai perihal teror yang mengintainya.
Baca juga: Legislator Demokrat Minta Pelapor Kasus Korupsi, Ubedilah Badrun, Dilindungi dan Dijaga
Ia hanya fokus pada substansi pelaporan dugaan TPPU yang melibatkan Gibran Rakabumi dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Untuk sementara ini belum perlu. Nanti jika eskalasi teror makin terang dan membahayakan akan saya pertimbangan," kata Ubedillah kepada Tribunnews.com, Senin (17/1/2022).
Ubedilah menambahkan hal terpenting saat ini adalah fokus pelaporan kedua putra presiden ke KPK.
Sebab, kedua putra presiden Jokowi itu diduga terlibat kasus TPPU dan KKN dengan petinggi Grup SM yang menjadi tersangka pembakaran lahan pada 2015 lalu.
"Akan saya pikirkan kalau soal teror itu. Saya saat ini lebih fokus ke substansi pelaporan yang di KPK agar serius menangani keterlibatan kedua presiden atas dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dengan PT SM," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, beberapa ancaman dan teror ia alami tak lama setelah melaporkan dugaan keterlibatan dua putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabumi dan Kaesang Pangarep ke Komisi Pemberantasan Korupsi pada 11 Januari 2022.
Ubedilah menyebut ancaman itu telah ia rasakan baik di jagat maya dan dalam kesehariannya.
Meski begitu, dugaan ancaman psikologis itu ditanggapi santai oleh Aktivis Reformasi 98 ini.
"Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tapi saya respon baik- baik saja," kata Badrun kepada Tribunnews.com, Minggu (16/1/2022).
Adapun bentuk teror psikologis yang dialami Badrun diantaranya kontak yang tak dikenalinya kerap menghubungi dia hingga ada orang tak dikenal yang diduga mengintai kediamannya.
"Kontak yang tidak dikenal memang ada yang menghubungi saya di malam hari, saya tidak pernah mengangkatnya. Semoga bukan dalam rangka meneror," pungkasnya.