Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stunting dan Obesitas Masih Jadi Permasalahan di Indonesia, Ini Hal yang Harus Dilakukan Para Ibu

Stunting dan obesitas masih menjadi permasalahan di Indonesia. Berikut hal yang harus dilakukan para ibu.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Daryono
zoom-in Stunting dan Obesitas Masih Jadi Permasalahan di Indonesia, Ini Hal yang Harus Dilakukan Para Ibu
freepik.com
Ilustrasi bayi - Stunting dan obesitas masih menjadi permasalahan di Indonesia. Berikut hal yang harus dilakukan para ibu. 

TRIBUNEWS.COM - Stunting dan obesitas masih menjadi permasalahan di Indonesia.

Ada beberapa upaya yang harus dilakukan oleh seorang ibu baik sebelum maupun setelah bayi lahir dalam mencegah stunting dan obesitas.

Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Dr. Dhian Probhoyekti, SKM, MA mengatakan bahwa permasalahan gizi tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Permasalahan gizi bahkan menjadi fokus secara global.

Baca juga: 5,3 Juta Balita Terkena Stunting, KSP Dorong Program Tepat Sasaran bagi Balita dan Ibu Hamil

Berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen.

Angka ini masih jauh dari angka prevalensi yang ditargetkan dalam rpjmn 2020-2024, yakni 14 persen.

Sementara itu, berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8 persen dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8 persen.

Berita Rekomendasi

Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8 persen dengan upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik.

Stunting dan obesitas menyebabkan dampak jangka pendek hingga panjang

“Dampak masalah gizi stunting dan obesitas berdampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus,” ujar Dr. Dhian, Selasa (18/1/2022), dikutip dari kemkes.go.id.

Terjadinya stunting pada anak menyebabkan pertumbuhan yang gagal.

Hal ini ditunjukkan dengan tinggi badan yang pendek dan perkembangan intelektual terhambat.

Kemudian, dalam jangka panjang dapat berdampak pada gangguan metabolik yang meningkatkan risiko individu obesitas, diabetes, stroke, dan jantung.

Penerapan gizi seimbang

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas