Laporan Wartawan Tribunnews Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi membeberkan sejumlah manfaat perhelatan G20 Presidensi Indonesia, khususnya bagi masyarakat Indonesia.

Ia berujar pertanyaan manfaat perhelatan G20 bagi rakyat merupakan hal yang wajar, karena perhelatan ini akan dilakukan di Indonesia.

Retno menjelaskan bahwa manfaat pertama dari perhelatan ini salah satunya adalah manfaat ekonomi yang bersifat langsung.

"Benefit bagi rakyat immediately, aktivitasnya banyak sekali yang pasti punya kontribusi ekonomi kita untuk pemulihan ekonomi. Itu yang jangka pendek," kata Menlu Retno kepada Direktur Pemberitaan Tribun Network, Feby Mahendra Putra di Gedung Pancasila Kemlu RI, Jakarta, Jumat (21/1/2021).

G20 merupakan perhelatan tahunan, yang pada Presidensi Indonesia akan dilaksanakan sekira 150 pertemuan baik secara langsung maupun virtual, sebelum menuju KTT G20 pada November mendatang.

Baca juga: Jokowi Yakin Presidensi G20 Indonesia Beri Dampak Konkret bagi Pemulihan Ekonomi Nasional

Menlu berujar, G20 juga akan memberikan manfaat jangka menengah maupun jangka panjang bagi rakyat Indonesia yang dampaknya dapat lebih besar.

Dari sisi investasi, perhelatan ini akan berdampak pada kepercayaan dunia kepada Indonesia.

"Pada saat menjalankan Presidensi ini kita harus menjadi presiden yang sukses. Karena itu akan menghadirkan kepercayaan dunia kepada kita," ujarnya.

Retno mengatakan saat dunia memiliki kepercayaan yang besar kepada Indonesia, maka Indonesia bisa mengkapitalisasi banyak hal berbagai macam bidang.

Selain bidang investasi, kepercayaan ini juga akan berdampak pada kerja sama di bidang lainnya, seperti di bidang pariwisata, di bidang pendidikan, di bidang perdagangan dan lain sebagainya.

Baca juga: KMHDI Dorong Presidensi G20 Menjadi Momentum Atasi Perubahan Iklim

Retno mengatakan secara spesifik ada 3 hal yang ditekankan Presiden Jokowi terkait perhelatan G20 Presidensi Indonesia. 

Retno menjelaskan, hal pertama yang ditekankan Presiden adalah kerja sama untuk menghadapi tantangan rivalitas global yang semakin menanjak.

"Kerja sama. Karena apa? Selain kita hidup tidak normal dalam konteks pandemi, kita juga menghadapi tantangan karena rivalitas yang semakin menanjak. Kalau rivalitas ini terus menanjak, tidak membaik, maka kita tidak akan dapat lulus dari ujian pandemi dengan baik dan segera," kata Retno.