Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Retno: Saya Selalu Disebelah Pak Jokowi 

Menlu bergender perempuan pertama di Indonesia ini membagikan kisahnya selama bertugas menjadi pembantu Presiden Jokowi hingga terkait Presidensi G20.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Menlu Retno: Saya Selalu Disebelah Pak Jokowi 
Tribunnews/JEPRIMA
News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra (kanan) saat mewawancarai Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (21/1/2022). Pada kesempatan tersebut Retno Marsudi memberikan tips agar dirinya tetap sehat dan bugar serta cara mengatasi stress saat menyerang dikala pandemi. Tribunnews/Jeprima 

WAWANCARA KHUSUS DENGAN MENTERI LUAR NEGERI RETNO MARSUDI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi sosok kepercayaan Presiden Joko Widodo di bidang diplomasi sejak periode pertama hingga periode kedua.

Retno mengurusi urusan hubungan diplomatik internasional.




Dia juga yang mendampingi Presiden Jokowi saat melakukan pertemuan dengan negara lain.

Menlu bergender perempuan pertama di Indonesia ini membagikan kisahnya selama bertugas menjadi
pembantu Presiden Jokowi hingga terkait Presidensi G20.

Baca juga: BNPT : Mereka yang Wacanakan Pembubaran Densus 88 Mungkin Kelompok Paham Radikal atau Simpatisan

Simak wawancara khusus Menteri Retno dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra
Putra:

Pengalaman apa yang Bu Menteri rasakan menjadi pembantu Presiden Jokowi sejak periode
pertama?

BERITA TERKAIT

Terus terang yang paling saya belajar banyak dari Pak Jokowi itu adalah bekerja secara konkret. Jadi
beliau setiap bicara selalu mengerucut bertanya konkretnya apa.
Benefitnya buat rakyat apa. Jadi kami pemain-pemain diplomasi ini bisa mengkonkretkan tujuan. Bagi
kita asalkan konkretnya sudah ada maka jalannya akan lebih mudah.

News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra (kanan) saat mewawancarai Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (21/1/2022). Pada kesempatan tersebut Retno Marsudi memberikan tips agar dirinya tetap sehat dan bugar serta cara mengatasi stress saat menyerang dikala pandemi. Tribunnews/Jeprima
News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra (kanan) saat mewawancarai Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kiri) di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (21/1/2022). Pada kesempatan tersebut Retno Marsudi memberikan tips agar dirinya tetap sehat dan bugar serta cara mengatasi stress saat menyerang dikala pandemi. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Apa pandangan Bu Menteri terkait penampilan Presiden Jokowi berkomunikasi dengan kepala
negara asing dalam forum multilateral?
Saya selalu berada di sebelah Presiden pada saat kunjungan, pada saat pertemuan-pertemuan dengan
negara lain. Justru yang ingin saya sampaikan begini, Pak Jokowi mampu membangun sebuah
komunikasi yang bound-nya melebihi urusan kenegaraan.
Misalnya saya beri contoh kedekatan Presiden dengan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA). Itu sangat
dekat sekali. Hal ini memberikan kemudahan kita untuk menjalin komunikasi.
Negara tetangga sudah pasti misalnya Malaysia dan Singapura. Tapi Presiden juga memiliki kedekatan
dengan Presiden Korea Selatan, India, Australia, dan Amerika Serikat.
Saat pertemuan di Glasgow itu. Presiden Jokowi yang tadinya jadwal pertemuan dengan Presiden Joe
Biden semula 30 menit menjadi satu jam lebih.

Indonesia menjadi Presidensi G20 tahun ini, banyak orang bertanya apa sih manfaat untuk orang
banyak?

Presidensi itu sudah dimulai 1 Desember tahun lalu sampai 30 November 2022. Jadi satu tahun persis.
Memang banyak sekali masyarakat kita bertanya. Dan itu pertanyaan valid. Sebagai negara
berdemokrasi sangat pas kalau rakyat menanyakan dari sebuah perhelatan yang besar.
Yang paling ingin didengar tentunya manfaat ekonomi. Jadi sebuah perhelatan satu tahun kalau dihitung
jumlah pertemuannya sekitar 150an. Itu kan banyak sekali yang berujung pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT). Kita hidup di kondisi tidak normal, pandemi belum berakhir sehingga setiap kali pertemuan harus diadakan dengan mematuhi protokol kesehatan. Immediate benefit yang dapat dirasakan adalah geliat ekonomi.

Dampak jangka pendeknya investasi trust atau kepercayaan dunia terhadap RI. Jadi memang betul kita
pegang Presidensi ini sebuah rotasi tetapi yang terpenting saat kita menjalankan Presidensi kita harus
sukses. Tujuannya untuk mempertebal trust dunia. Beberapa manfaat besar itu antara lain menarik pariwisata, kerjasama pendidikan, kerjasama perdagangan. Jadi macam-macam bentuk kerjasama ke depan. Intinya G20 ini kita ingin memperkuat pertama kerja sama, kedua membawa kepentingan negara berkembang, dan ketiga berusaha semaksimal.

Presiden Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri pertemuan World Economic Forum secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis kemarin, (20/1/ 2022).
Presiden Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri pertemuan World Economic Forum secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Kamis kemarin, (20/1/ 2022). (Sekretariat Presiden)

Tagline Recover Together Recover Stronger bermakna apa?
Tagline yang berisikan tiga anak kata ini intinya bermakna pemulihan yang inklusif. Karena tidak bisa
kita melihat ada pemulihan tapi hanya terjadi di beberapa negara maju tetapi gap dengan negara
berkembang teramat besar. Ide tagline ini dicetuskan oleh tim di pemerintahan melalui sebuah proses diskusi.

Enaknya bekerja dengan Pak Jokowi itu kan kita tidak ada hambatan komunikasi. Setia pada isu
kemudian kita diskusi dengan beberapa Menteri kemudian kita debatkan. Setelah semua kita debatkan, kemudian kita rumuskan menjadi taglinenya Recover Together Recover Stronger.

Pertemuan G20 sebanyak 150 kali apa saja yang akan dilakukan?
Kalau masyarakat luas konsentrasinya ada di pertemuan puncak KTT yang akan diselenggarakan di
bulan November 2022. Sepanjang Desember 2021 sudah dilakukan dua kali pertemuan yaitu pertemuan
Sherpa dan Finance. Tepatnya G20 itu ada dua pilar, Sherpa membahas semua hal yang tidak terkait finance. Yang bertanggung jawab pada pilar ini adalah Menko Perekonomian karena ada banyak sekali isu ekonomi pembangunan dan Menteri Luar Negeri. Sementara pilar finance itu tanggung jawab Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. Pada bulan Desember 2022 sudah berlangsung pertemuan di Bali dan Jakarta yang dihadiri para deputi.

News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra (kiri) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) usai wawancara khusus di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (21/1/2022). Pada kesempatan tersebut Retno Marsudi memberikan tips agar dirinya tetap sehat dan bugar serta cara mengatasi stress saat menyerang dikala pandemi. Tribunnews/Jeprima
News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra (kiri) berbincang dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kanan) usai wawancara khusus di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (21/1/2022). Pada kesempatan tersebut Retno Marsudi memberikan tips agar dirinya tetap sehat dan bugar serta cara mengatasi stress saat menyerang dikala pandemi. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Boleh dijelaskan tiga hal yang akan dikerjasamakan di G20?
Kita ingin memperkuat ketahanan kesehatan global dalam artian kita tetap mendukung WHO. Kita ingin
menjadikan WHO lebih kuat, melengkapinya dengan resources yang lebih sehingga pada saat pandemi
ke depan terjadi lagi maka dunia akan lebih siap. Prioritas kedua transformasi digital yang merupakan solusi menggerakan ekonomi. Selama pandemi kita tahu, kita semua tidak bisa lepas dari digital, dan ekonomi ke depan pasti sebagian besar dilakukan digital.

Ketiga prioritas transisi energi. Kita sekarang sibuk bicara climate changes dan emisi. Di sisi kehutanan
kita sudah lebih tertata sedangkan dari sisi energi kalau di Indonesia ada yang dinamakan energy mix
target by 2025. Yang menjadi tantangan dunia adalah bagaimana semua negara bisa melakukan transisi energi dari fossil base menjadi energi baru terbarukan (EBT). Karena EBT ini akan menghasilkan green economy. Tantangannya tidak semua negara bisa siap sekarang juga. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas