Turut Soroti Penanganan Korupsi di Indonesia, Ubedilah Badrun: Angkanya Buruk, Rapot Merah
Dosen Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun turut menyoroti upaya pemberantasan korupsi di Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Jokowi.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus aktivis 98, Ubedilah Badrun turut menyoroti upaya pemberantasan korupsi di Indonesia belakangan ini di bawah pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Ubedilah mengutarakan, indeks persepsi korupsi di Indonesia menuai skor yang buruk.
"Secara umum ya saya nilai memburuk sih sebetulnya karena yang terakhir-terakhir ini ya, saya kan argumen data ga bisa saya simpulkan sembarangan," kata pria yang karib disapa Ubed dalam acara Tribun Podcast, dikutip Minggu (23/1/2022).
Di mana berdasarkan temuannya, indeks persepsi korupsi di Indonesia kata Ubed hanya menyentuh angka 37 dari rentang 0-100.
Baca juga: Laporkan Dua Anak Jokowi ke KPK, Ubedilah Badrun Duga Ada Pola Suap dan Gratifikasi Baru
Baca juga: Aktivis 98 Dukung JoMan Laporkan Ubedilah ke Polisi
Bahkan kata dia, penilaian 37 itu masuk dalam kategori rapot merah dalam hal penanganan korupsi di suatu negara.
"Indeks persepsi korupsi angkanya 37 itu juga angka buruk karena skornya antara 0-100 itu kan rapot merah di situ," beber Ubed.
Tak hanya perihal upaya pemberantasan korupsi, isu demokrasi di Indonesia juga kata dia bernilai buruk belakangan ini.
Bahkan angkanya hanya 6,30 dan menjadi yang paling buruk selama 14 tahun terakhir.
"Karena kami konsen pada isu demokrasi, nah demokrasi kita kan datanya menunjukan memburuk."
"Indeks demokrasi kita 6,30 itu kan memang angka buruk, terburuk sepanjang 14 tahun terakhir," ucap Ubed.
Baca juga: POPULER Nasional: Ratusan Advokat Bela Ubedilah Badrun | Deretan Perwira Tinggi TNI yang Dimutasi
Baca juga: Jawab Tudingan Sebagai Kader PKS, Ubedilah Badrun: Saya Lebih Dekat ke PDIP
Tak cukup di situ, Ubed juga menyoroti terkait upaya penanganan ekonomi di Tanah Air.
Pria yang juga dikenal sebagai pengamat politik sosial itu, beranggapan kalau penanganan pemulihan ekonomi Indonesia tidak jauh lebih baik dibandingkan negara lain.
Hanya saja, dia tidak memerinci terkait penilaian serta negara mana yang dijadikan perbandingannya terhadap Indonesia.
"Kemudian, ekonomi juga gak bagus-bagus banget karena dibanding negara lain ternyata banyak yang lebih bagus," tutur Ubed.
"Memang minus kondisinya memburuk apalagi Covid kan jadi ada banyak faktor yang membuat saya menyimpulkan memang memburuk kondisi pemerintahan ini," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ubed turut menjelaskan faktor yang menjadi penyebab paling dominan dari buruknya pemerintahan berdasarkan temuannya.
Baca juga: Laporkan Gibran-Kaesang, Ubedilah Dituding Hasto Terafiliasi Parpol: Saya Pernah Mendidik Kader PDIP
Baca juga: Dituding Pansos Karena Laporkan 2 Putra Jokowi ke KPK, Ubedilah Badrun: Enggak Penting Banget
Kata dia, setidaknya ada dua faktor dominan, pertama terkait fenomena oligarki predator dan lemahnya leadership dari pemerintah.
"Menurut saya ada dua hal, pertama munculnya fenomena oligarki predator yang tidak peduli dengan kepentingan bangsa besar, kedua memang lemahnya leadership dari pemerintahan ini, jadi saya harus katakan itu lah," tukas dia.
Kendati demikian, Ubed tidak menjelaskan secara mendetail perihal dua faktor dominan yang disebutnya menjadi penyebab buruknya penanganan korupsi hingga perekonomian di Indonesia.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.