Kisah Bung Karno Jadikan Ikan, Bunga, dan Pohon Sebagai Alat Diplomasi
Bung Karno datang ke Irak pada tahun 1960-an. Bung Karno datang untuk menebar bibit ikan sejenis ikan emas ke Sungai Tigris
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menjelaskan soal 'Ikan Soekarno' yang jadi ikon kuliner populer di Irak dan kerap disantap saat Ramadhan.
Hasto bercerita, bahwa Bung Karno datang ke Irak pada tahun 1960-an. Bung Karno datang untuk menebar bibit ikan sejenis ikan emas ke Sungai Tigris.
Ikan ini yang berkembang dan kemudian jadi salah satu menu makanan warga sekitar.
Di Irak, makanan bernama masgouf adalah menu ikan bakar yang memanfaatkan ikan tersebut.
Hal ini disampaikan Hasto dalam kegiatan tanam pohon dan penyebaran benih ikan untuk penghijauan. Kegiatan ini terselenggara di Danau Kampung Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu (29/1/2022).
Acara ini merupakan kegiatan DPP Banteng Muda Indonesia (BMI), sayap pemuda PDI-P, dalam rangka memeriahkan HUT Ke-49 PDI-P dan HUT Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Di Irak ada ikan mas Soekarno, di mana restoran di Baghdad kalau menampilkan ikan mas disebut ikan Soekarno," kata Hasto.
Baca juga: Sekjen PDIP Sebut Nama Ahok, Calon Yang Memenuhi Syarat Jadi Kepala Otorita IKN
Lanjut Hasto, cara yang dilakukan Soekarno merupakan cara memperkenalkan Indonesia ke dunia lewat potensi lokal secara sederhana.
Selain Ikan di Irak, Soekarno juga disebut membawa mangga ke Mesir yang kemudian dikembangkan di sana.
Di Korea, Soekarno membawa anggrek asal Indonesia. Ke Arab Saudi, Bung Karno membawa sejenis pohon mimba demi menghijaukan Padang Arafah.
"Jangan anggap sepele dan remeh dengan apa yang kita punya. Apa yang kita punya itu, kalau kita rawat dengan cinta, kita kelola dengan baik dan penuh dedikasi, pasti akan memberi manfaat," ucapnya.
Ia mengatakan bahwa potensi alam Indonesia tak bisa disepelekan. Sebab potensi tersebut bisa jadi salah satu cara diplomasi dalam bernegara.
PDI-P kata dia, mengajak agar semua orang berusaha mengenali lingkungannya dan merawatnya dengan baik sehingga bermanfaat.
Salah satunya kegiatan penanaman pohon yang dilakukan DPP BMI. Penanaman pohon disebut mampu memberi manfaat bagi kebersihan udara dan suplai oksigen.
Adapun pohon yang ditanam dalam kegiatan ini meliputi pohon buah seperti duku, nangka, sukun, dan lain-lain.
Terkait itu, Hasto lalu mengingatkan pesan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri soal penanaman pohon sebaiknya bukan pohon homogen.
"Ibu Megawati memiliki pemahaman detail mana buah dan bunga yang mendatangkan kupu-kupu. Mana pohon yang menjadi komoditas agar burung hadir. Ini mohon maaf, di sini saja selama ini asal menanam. Pohonnya harus Heterogen. Kalau mau menghadirkan ekosistem di lingkungan ada burung, ada kupu-kupu, ada tanaman khusus. Itu yang diceritakan Bu mega ke saya," ungkap dia.