PVMBG Sebut Gunung Anak Krakatau Masih Berpotensi Erupsi
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyebut Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi .
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyebut Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi dalam beberapa waktu ke depan.
Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami letusan sebanyak sembilan kali pada hari ini, Jumat (4/2/2022).
"Data pemantauan secara visual dan instrumental mengindikasikan bahwa Gunung Anak Krakatau masih berpotensi erupsi," kata Andiani dalam keterangannya, Jumat (4/2/2022).
Andiani pun menyebut, saat ini tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau ditetapkan pada Level II (Waspada).
Dimana, direkomendasi agar masyarakat tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 2 km dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi Hingga 9 Kali, Berstatus Waspada
"Masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Anak Krakatau," ujar Andiani.
"Dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan Kementerian/ Lembaga, Pemda, dan instansi terkait lainnya," tambahnya.
Andiani pun menjelaskan, bahwa Kegempaan Gunung Anak Krakatau pada 16 Januari-4 Februari 2022 ditandai dengan terekamnya gempa-gempa vulkanik dan gempa permukaan yang mengindikasikan adanya intrusi magma dari bawah ke permukaan secara bertahap.
Baca juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Tinggi Kolom Abu Teramati Kurang Lebih 1.000 Meter di Atas Puncak
"Peningkatan intrusi magmatik kemungkinan mulai terjadi sejak 20 Desember 2021 yang diindikasikan dengan terekamnya gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal dalam jumlah yang cukup signifikan," katanya.
Lebih lanjut, Andiani mengatakan, hal ini seiring dengan energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai RSAM (real-time seismic amplitude measurement) serta pola ungkitan dari pengukkuran tiltmeter yang menunjukkan pola fluktuasi dengan kecenderungan relatif meningkat pada periode Januari-Februari 2022 yang disebabkan perubahan tekanan di permukaan yang berasosiasi dengan pergerakan fluida magma ke permukaan.