Rektor UI: Tidak Ada Salahnya Milenial Ada di Jajaran Nahkoda Baru OJK
Rektor Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro, menyebut OJK perlu milenial untuk menjadi nahkoda baru.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Rektor Universitas Indonesia (UI), Ari Kuncoro, menyebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu milenial untuk masuk menjadi jajaran nahkoda barunya.
Ari menyatakan, dengan adanya milenial di jajaran komisaris OJK merupakan langkah yang inovatif.
Pasalnya, di era digitalisasi keuangan ini kaum milenial ikut banyak dalam berkontribusi.
Adapun dalam mendukung ekonomi digital, saat ini Pemerintah sedang melakukan penyiapan dan pengembangan SDM (talenta digital), serta menguatkan ekosistem start-up untuk mendukung digital entrepenur.
"Ada millenial dalam jajaran pimpinan itu tidak ada salahnnya, karena sebagian dari nasabah sekarang juga milenial," kata Ari, Kamis (10/2/2022), dalam diskusi virtual Nahkoda Baru OJK Di Tengah Digitalisasi Keuangan dan Pemuihan Ekonomi Pasca Pandemi.
"Kita ibaratkan revolusi hijau, bibit yang disebarkan petani tentunya kan konservatif, nantinya pasti petani tidak mau bibitnya malah rugi, maka harus ada satu, dua yang ada di lingkungan yang mengerti cara berpikir."
"Jadi dengan adanya sampel bisa mengerti logika berpikir, itu namanya pendekatan budaya dalam suatu organisasi," tambahnya.
Baca juga: OJK Larang Bank Jual Asuransi Unit Link yang Bermasalah, Berikut Tanggapan BCA, Prudential dan AXA
Baca juga: Anggota Komisi XI Minta OJK Buka Data Konglomerasi Fintech
Direktur Eksekutif Perbankan Nasional Swasta (PERBANAS), Eka Sri Dana Afriza, menambahkan, milenial di jajaran pimpinan OJK itu perlu.
"Saya dukung milenial yang menahkodai OJK, jangan justify milenial itu nggak mampu dilihat dari pengalaman dan umur," kata Sri Dana.
"Tapi, tentunya dibarengi dengan kemampuan digital leaders, dan miliki kemampuan di bidang keuangan," tambahnnya.
Dalam diskusi tersebut, ia juga menjelaskan kriteria pemimpin OJK/talent yang mampu beradaptasi di bidang digital.
Menurutnya, dalam Digital Leadership merupakan kombinasi dari pengembangan kapabilitas digital dan kapabilitas kepemimpinan.
Kemampuan digital mencakup kemampuan dan pemahaman dalam penggunaan teknologi untuk mendukung model bisnis perbankan.
Sedangkan kapabilitas kepemimpinan meliputi kemampuan untuk mendorong transformasi digital.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.