Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pindah IKN, Mantan Kepala Bappenas: Kalimantan Mesin Perjalanan Indonesia Menuju Kejayaan

Andrinof Chaniago menilai sejumlah tokoh yang mendengungkan penolakan IKN ke Kalimantan tidak berdasar dan hanya kekhawatiran belaka

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Pindah IKN, Mantan Kepala Bappenas: Kalimantan Mesin Perjalanan Indonesia Menuju Kejayaan
IST
Desain bangunan Istana Negara di Ibu Kota Negara yang baru di Kalimantan Timur. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) kembali hangat diperbincangkan belakangan ini.

Terlebih dengan dukungan berbagai pihak termasuk restu legislatif mengesahkan Undang-undang Ibu Kota Negara (UU IKN).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun telah mengumumkan nama IKN yang berada di belahan Kalimantan sisi timur itu, yakni Nusantara.

Di sisi lain, sejumlah tokoh disinyalir menolak pemindahan IKN dengan alasan tertentu.

Namun, sejumlah tokoh yang mendengungkan penolakan IKN ke Kalimantan dianggap tidak berdasar dan hanya kekhawatiran belaka.

Baca juga: Kepala BIN Bicara Pemindahan IKN dari Perspektif Pertahanan dan Keamanan

Demikian disampaikan oleh mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago.

Menurut Andrinof, tidak sulit bagi mereka mendapatkan data dan dokumen tentang IKN

BERITA REKOMENDASI

Buktinya, banyak tokoh yang mendapatkan data-data dan dokumen eksklusif tentang rencana besar pemindahan ibu kota ke luar Jawa tersebut.

"Jangan tanpa data karena malas memburu data, kemudian beropini dan banyak berlindung dari kata 'Saya duga, saya khawatir' soal IKN di Kalimantan. Masyarakat awam jadi terpengaruh hal-hal yang tak berdasar datanya," kata dia, Sabtu (12/2/2022).

Andrinof sekaligus Pendiri Tim Visi Indonesia 2033 juga mengkritik sejumlah tokoh atau ilmuwan yang berlasan belum mendapatkan naskah akademik, sehingga menyalahkan berbagai aspek dalam perencanaan IKN tersebut.

Sehingga kemudian beropini yang tak dilandasi dengan data yang cukup dan kesimpulan keliru.

"Saya katakan manja (ilmuan) itu, karena mereka ingin data-data penting harus sampai ke tangannya. Berlindung pada kata “Mana naskah akademiknya?”; “Apakah sudah dipikirkan masalah ini dan itu?”. Kan rancau. Saya tekankan tidak sulit, tak sesulit mendapatkan data dan dokumen di masa Orde Baru," jelasnya.


Mengenal Borneo

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Ibu Kota Negara Baru tepatnya meninjau Klaster Pemerintahan (titik nol), di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019) siang.
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Ibu Kota Negara Baru tepatnya meninjau Klaster Pemerintahan (titik nol), di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019) siang. (Foto Setkab)

Bagi mereka yang menolak pemindahan IKN ke Borneo, sebutan nama lain Kalimantan lanjut Andrinof, karena tak kenal lebih dekat dengan pulau yang memiliki luas 743.330 km² itu. Padahal menurutnya, Kalimantan sangat layak menjadi ibu kota baru dengan segudang potensi yang dimiliknya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas