Muncul Fenomena Hamil Tidak Diinginkan Saat Pandemi, BKKBN: Penggunaan Kontrasepsi Sangat Penting
Hasto Wardoyo mengatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi sangat penting untuk menyukseskan program Keluarga Berencana (KB).
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengatakan bahwa penggunaan alat kontrasepsi sangat penting untuk menyukseskan program Keluarga Berencana (KB).
Terlebih di masa pandemi virus corona (Covid-19) seperti saat ini, ketika banyak pasangan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.
Ia menjelaskan alat kontrasepsi tidak hanya mampu menekan angka kehamilan yang tidak diinginkan saja, namun juga mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Selain itu, kata dia, perencanaan keluarga melalui penggunaan kontrasepsi modern juga dapat mencegah terjadinya stunting.
"Setiap kehamilan harus direncanakan dengan baik dan matang. Kehamilan yang tidak dipersiapkan dengan baik, berisiko tinggi terhadap berkontribusinya angka stunting, karena kurangnya asupan gizi dan nutrisi pada ibu hamil dan terlalu dekatnya jarak antar kehamilan," kata Hasto, dalam virtual press conference bertajuk 'Pentingnya Peran Kontrasepsi Modern untuk Mensukseskan Program Keluarga Berencana', Senin (14/2/2022).
Ia menekankan bahwa saat ini prevalensi stunting pada bayi yang baru lahir telah mencapai angka 23 persen.
Baca juga: Gerebek Kamar Kos di Dekat Makam Jabang Bayi Jepara, Polisi Temukan Alat Kontrasepsi Pria Berserakan
"Oleh karena itu, pasangan usia subur diharapkan mendapatkan informasi dan sosialisasi yang cukup akan manfaat dan pentingnya penggunaan alat kontrasepsi. Kami mengapresiasi program edukasi masyarakat yang inovatif melalui penggunaan aplikasi KlikKB," jelas Hasto.
Menurutnya, penggunaan kontrasepsi modern ini tentunya harus dilakukan oleh pria dan wanita, bukan salah satu saja.
Sementara itu, Head of External Communications and Community Affairs Reckitt Indonesia, Donny Wahyudi mengatakan bahwa pandemi membuat banyak pasangan mengalami fenomena kehamilan yang tidak diinginkan.
"Selama kondisi pandemi yang sudah berjalan hampir 2 tahun, tentunya terdapat sejumlah tantangan dan implikasi negatif pada sektor kesehatan, salah satunya adalah fenomena kehamilan yang tidak diinginkan," kata Donny.
Melihat kemunculan fenomena ini, pihaknya pun menggandeng sejumlah lembaga yakni BKKBN hingga Ikatan Bidan Indonesia (IBI) untuk meningkatkan kesadaran bagi tiap pasangan dalam mendukung program KB.
"Kami berkolaborasi bersama BKKBN, IBI, Klikdokter dan KlikKB untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada perencanaan keluarga, khususnya terkait partisipasi pasangan usia subur dalam program Keluarga Berencana dan menyediakan produk kami pada sejumlah provinsi lintas Indonesia," jelas Donny.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.