Indonesia Economic Outlook 2022 National Seminar Soroti Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi
Acara diawali dengan sesi keynote speech yang berisi review perekonomian Indonesia pada tahun 2021 serta outlook untuk tahun 2022.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Pada Senin, 7 Februari 2022 lalu, telah berlangsung acara Indonesia Economic Outlook 2022 National Seminar yang diadakan oleh Kanopi FEB UI. Acara IEO National Seminar pada tahun 2022 ini bertemakan “Seizing the Opportunity: Transforming Indonesia’s Economy Amidst the Crisis”.
Acara dibuka dengan opening remarks oleh Prof. Dr. (H.C.) K. H. Ma’ruf Amin selaku Wakil Presiden RI. Pada kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa Indonesia telah mencapai kemajuan dari waktu ke waktu, tetapi krisis selalu terjadi dan berulang.
Krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 membuat perekonomian global terganggu. Menurut Ma’ruf, pertumbuhan dan pembangunan perekonomian suatu negara dapat dilihat dari kemajuan teknologinya serta inklusivitas dari lembaga pemerintahannya.
Acara diawali dengan sesi keynote speech yang berisi review perekonomian Indonesia pada tahun 2021 serta outlook untuk tahun 2022.
Keynote speech pertama disampaikan oleh Aris Darmansyah Edisaputra selaku Staf Ahli Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Bidang Transformasi Birokrasi. Beliau menyampaikan bahwa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diharapkan mampu mengurangi beban masyarakat.
Menurut data dari Kementerian Sosial, realisasi dari program PEN telah mencapai 97,98 persen dari data anggaran sosial. Hal ini diharapkan dapat membantu mendorong stabilitas ekosistem ekonomi dan sosial masyarakat, khususnya para pekerja UMKM.
Selanjutnya, keynote speech kedua disampaikan oleh Indra Darmawan selaku Staf Ahli Menteri Investasi Bidang Ekonomi Makro. Beliau menyampaikan bahwa tahun 2022 dapat dikatakan sebagai “era of predictable unpredictability”.
Terkait investasi, pemerintah optimis dalam pencapaian target realisasi sebesar Rp1.200 triliun melalui empat strategi yang telah disiapkan, yaitu capital expenditure di tiap tahapan, rencana investasi sebesar Rp2000 triliun sejak 2018, menagih realisasi dari perusahaan penerima fasilitas pajak, dan mengerjakan investasi mangkrak.
Sesi keynote speech kemudian diakhiri oleh Febrio Kacaribu selaku Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI. Menurut beliau, pada tahun 2022 akan ada banyak gangguan dari sisi supply yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Di sisi lain, permintaan masyarakat terus bertambah sehingga akan terjadi inflasi di berbagai negara. Selanjutnya, pada tahun 2022 ini reformasi struktural dan fiskal akan terus dilakukan secara beriringan guna menciptakan basis ekonomi yang kuat di Indonesia.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sesi pembahasan subtema IEO ‘22 yang terbagi ke dalam tiga sektor, dipandu oleh Aldi Hawari selaku CNN Indonesia Business Anchor. Sektor pertama merupakan sektor riil yang disampaikan oleh Darwin Cyril Noerhadi selaku Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Investasi/Indonesia Investment Authority (INA).
Beliau memaparkan bagaimana Lembaga Pengelola Investasi akan menjadi penopang perekonomian Indonesia. Dibentuk oleh UU Cipta Kerja, lembaga ini disebut sebagai game changer untuk investasi Indonesia.
INA diperuntukkan untuk menarik investor sebagai modal pembangunan serta memberikan kepastian kepada para investor dengan bermitra.
Beberapa faktor yang mendorong pembentukan sovereign wealth fund di Indonesia antara lain adalah tingginya kebutuhan pembiayaan ke depan, tingkat FDI indonesia yang mengalami stagnasi, rasio utang yang terus meningkat terhadap PDB, serta kapasitas pembiayaan BUMN yang semakin terbatas.