Faldo Maldini: Pengaruh Jakarta Setelah Ibu Kota Negara Dipindah ke Kalimantan Tetap Tak Berkurang
Ia pun berkaca pada beberapa negara yang melakukan perpindahan ibu kota negara seperti Pakistan dan Brazil.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini menyebut, bahwa pengaruh DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara (IKN) yang ditinggal, tidak akan berkurang.
Menurut Faldo, kekhawatiran sebagian masyatakat terkait hal itu tak akan terjadi.
Ia pun berkaca pada beberapa negara yang melakukan perpindahan ibu kota negara seperti Pakistan dan Brazil.
Hal itu disampaikan Faldo dalam diskusi bertajuk Menelaah Proses Perpindahan Ibu Kota Negara yang disiarkan kanal YouTube ILUNI UI, Sabtu (19/2/2022).
"Tidak pernah ada di seluruh dunia itu kota yang ditinggalkan menjadi ibu kota baru nanti pengaruhnya berkurang. Ini soal Jakarta," kata Faldo.
Faldo kembali mencontohkan, bagaimana keputusan pemerintah Pakistan yang memindahkan ibu kota negaranya ke Islamabad, sebuah daerah terisolir di kaki Gunung Himalaya.
Baca juga: Pakar Usulkan Pemerintah Kasih Insentif bagi Masyarakat yang Mau Tinggal di IKN Baru
Namun, tidak membuat ibu kota negara sebelumnya, Karachi tak memiliki pengaruh.
"Karachi di Pakistan yang sangat strategis dan itu tetap hidup," ucap Faldo.
Tak hanya itu, Faldo juga membeberkan bagaimana ketika pemerintah Brazil memutuskan memindahkan ibu kota ke Brazilia yang dekat dengan kawasan hutan Amazon.
Namun, kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro tetap menjadi dua kota yang berpengaruh di negeri tersebut.
Baca juga: UU IKN Sudah Diteken Presiden, Menteri Suharso Janjikan Lapangan Kerja Buat Warga
Ia pun menegaskan, pemindahan ibu kota negara Nusantara ke Kalimantan Timur merupakan simbol politik bagi Indonesia di masa pandemi.
Dimana, menjadi satu hal yang perlu diingat oleh dunia.
"Yang ingin kami garis bawahi adalah bagaimana ibu kota baru ini menjadi simbol politik negara kita di kala pandemi seperti sekarang," jelasnya.