Dubes Ukraina Peringatkan Soal Propaganda Rusia
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin memperingatkan soal propaganda Rusia.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin memperingatkan soal propaganda Rusia dan menceritakan kilas balik yang terjadi antara kedua negara pecahan Uni Soviet tersebut.
Vasyl menyebut banyak kebohongan dinyatakan Rusia kepada media dan itu sudah dilakukan selama 30 tahun sejak Ukraina menjadi negara merdeka.
“Saya ingin memperingatkan Anda terhadap sesuatu, yang kami sebut benang hibrida, atau perang hibrida melawan Ukraina, yang telah kami alami selama bertahun-tahun. Ini bukan untuk delapan tahun atau dua hari. Sudah 30 tahun sejak Ukraina menjadi negara merdeka,” ungkapnya dalam konferensi pers.
Vasyl mengatakan sejak 30 tahun yang lalu propaganda Rusia tidak pernah berhenti untuk merusak kemerdekaan Ukraina, merusak hak untuk bebas dan untuk memutuskan nasib serta memutuskan masa depan kita.
Baca juga: Sebagai Presidensi G20, Peran Indonesia Dinanti Guna Mewujudkan Perdamaian Rusia dan Ukraina
Ia berujar Rusia memiliki pengalaman dalam melakukan propaganda selama 70 tahun sejak rezim komunis di Uni Soviet.
Menurutnya Rusia menggunakan metode dan menggunakan instrumen yang sama untuk menyampaikan kebohongan dan menyebarkan informasi hingga hari ini.
“Jadi, harap berhati-hati menyaringnya. Ini dipersiapkan dengan baik guys. Ini adalah sistem yang dipersiapkan dengan baik,” ujarnya.
Baca juga: Ini Awal Mula Penyebab Rusia Invasi Ukraina dan Kondisi Terbaru Ukraina
Vasyl mengatakan Ukraina telah melakukan banyak pekerjaan selama bertahun-tahun menggunakan diplomasi, untuk mencapai perdamaian, resolusi konflik, resolusi damai dengan Rusia.
Namun, pada akhirnya kebenaran yang sesungguhnya muncul ke permukaan, saat Rusia menginvasi Ukraina.
“Saya ingin mengatakan bahwa tidak ada seorang pun di Ukraina yang panik dan ketika Rusia mencoba menyalahkan Amerika Serikat, Inggris, NATO, atau mitra kami lainnya, coba salahkan mereka,” ungkapnya.
Dubes Vasyl tidak ingin menyebut situasi di negaranya sebagai krisis atau bahkan konflik.
Karena menurutnya, Rusia mencoba membuktikan bahwa mereka terancam oleh Ukraina untuk alasan apapun.
Baca juga: Ogah Main di Rusia, Ini Usulan Polandia Ceko dan Swedia Terkait Laga Playoff Kualifikasi Piala Dunia
Vasyl mengatakan, bahkan Ukraina tidak memiliki senjata nuklir, hanya memiliki Angkatan Darat yang jauh lebih kecil dari Rusia dan tidak berambisi untuk bergabung dengan Rusia.
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang dimiliki Rusia, yang memiliki senjata nuklir massif, memiliki tentara yang besar, memiliki tempat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Satu-satunya harapan Ukraina selama 350 tahun adalah menyingkirkan Rusia. Bukan hanya delapan tahun. Itu lebih dari 300 tahun,” ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.