Hari Raya Nyepi 2022, Simak Makna dan Sejarah Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dilakukan setiap tahun Baru Saka. Pada tahun 2022, Hari Raya Nyepi dilaksanakan pada 3 Maret 2022.
Penulis: Devi Rahma Syafira
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dilakukan setiap Tahun Baru Saka.
Pada 2022, Hari Raya Nyepi jatuh pada Kamis, 3 Maret 2022.
Pada Hari Raya Nyepi, umat Hindu akan berdiam diri dan tidak melakukan kegiatan seperti biasa.
Selain itu, pada saat Nyepi juga tidak ada aliran listrik, tidak menyalakan api, dan tidak melakukan aktivitas fisik.
Baca juga: Daftar Hari Libur Nasional Bulan Maret 2022, 3 Maret Libur Hari Suci Nyepi
Baca juga: 300 Petugas Tetap Siaga Meski Bandara Ngurah Rai Bali Hentikan Operasional pada Hari Raya Nyepi
Makna Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi memiliki filosofi di mana umat Hindu memohon kepada Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk melakukan penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya).
Dikutip dari bulelengkpab.go.id, pada saat Nyepi tidak boleh melakukan aktivitas seperti keluar rumah (kecuali sakit dan perlu berobat), menyalakan lampu, bekerja, dan lain sebagainya.
Tujuannya adalah agar tercipta suasana sepi, sepi dari hiruk pikuknya kehidupan dan sepi dari semua nafsu atau keserakahan sifat manusia untuk menyucikan Bhuwana Agung (alam semesta) dan Bhuwana Alit (manusia).
Sebelum hari raya Nyepi, dilaksanakan serangkaian upacara dan upakara yang bermaksud agar Penyucian Buana Alit dan Buana Agung berjalan dengan lancar.
Rangkaian upacara tersebut berbeda-beda, tergantung dari Genius Local Wisdom dan urun rembug masing-masing daerah serta kebijaksanaan yang ditetapkan bersama.
Hari Raya Nyepi khususnya di Bali memiliki beberapa tahapan. Dimulai dari Upacara Melasti, Mecaru, dan Pengerupukan.
Selain itu, makna dan pelaksanaan Hari Raya Nyepi mengandung arti dan makna yang sangat relevan dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang.
Melestarikan alam sebagai tujuan utama upacara Tawur Kesanga tentunya merupakan tuntutan hidup masa kini dan yang akan datang.
Bhuta Yajña (Tawur Kesanga) mempunyai arti dan makna untuk memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.