Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menko PMK: Santri Harus Kuasai Ilmu Pengetahuan dengan Kunci 5C

Muhadjir mengatakan ilmu pengetahuan yang wajib dikuasai santri, adalah matematika dan bahasa. 

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Menko PMK: Santri Harus Kuasai Ilmu Pengetahuan dengan Kunci 5C
NU Online
Ilustrasi Santri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menekankan kepada para santri agar menguasai ilmu pengetahuan. 

Hal itu penting dalam menghadapi tantangan zaman sekaligus persaingan di era revolusi industri 4.0.

“Tahfidz Qur’an itu bagus, kuasai ilmu akhirat itu bagus, tapi kuasai juga ilmu pengetahuan. Jangan hanya satu, dua-duanya harus kita kuasai,” tutur Muhadjir melalui keterangan tertulis, Senin (7/3/2022).

Muhadjir mengatakan ilmu pengetahuan yang wajib dikuasai santri, adalah matematika dan bahasa. 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjelaskan bahwa matematika sangat berguna sebagai dasar untuk menguasai berbagai bidang dalam merebut era 4.0. Begitu juga bahasa sangat penting sebagai alat komunikasi.

Menurut Menko PMK, ada 5 lima C yang menjadi kunci dalam mendidik generasi bangsa. 

Pertama, critical thinking atau melatih anak-anak berpikir kritis.

Berita Rekomendasi

Kedua, creativity and innovation atau mengajarkan kreatif dan inovatif. 

Baca juga: 2 Santri Habisi Ustaznya karena Sakit Hati HP Disita, Mengaku Tak Berniat Bunuh Korban

Ketiga, communication skill atau kemampuan berkomunikasi.

Keempat, collaboration karena yang dibutuhkan dunia saat ini bukanlah kompetisi melainkan kolaborasi. 

Kelima, confident atau pentingnya membangun percaya diri khususnya bagi para santri.

"Anak-anak di pesantren itu harus diberikan ruang. Beri mereka keleluasaan untuk bisa menguasai dunia. Agama juga mengatakan kalau kita ingin mendapatkan dunia maka kita akan mendapatkan itu, tapi kuasai ilmunya," jelas Muhadjir.

Muhadjir berpesan kepada para pengurus pondok pesantren untuk menjaga keseimbangan pendidikan antara pendidikan dasar keislaman dan keindonesiaan. 

“Jagalah kesimbangan pendidikan kita. Terlalu keislaman tidak bagus, terlalu keindonesiaan juga tidak bagus. Karena kita islam dan kita tinggal di Indoensia, dua-duanya harus imbang," pungkas Muhadjir. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas