Gelar Belajar Tatap Muka, Kemendikbudristek Ingatkan Dinas Pendidikan Ikuti Panduan SKB 4 Menteri
Sekjen Kemendikbudristek Suharti mengingatkan dinas pendidikan dan sekolah untuk berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti mengingatkan dinas pendidikan dan sekolah untuk berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri dalam menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Dirinya mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan ketat dalam PTM terbatas untuk mencegah penularan Covid-19.
"Dinas Pendidikan dan sekolah dapat mengikuti panduan di dalam SKB Empat Menteri yang terakhir. SKB Empat Menteri yang berlaku saat ini sifatnya dinamis, menyesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah," ujar Suharti melalui keterangan tertulis, Jumat (11/3/2022).
"Silakan dicermati kembali poin-poin yang diatur di SKB Empat Menteri," tambah Suharti
Melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nomor 2 Tahun 2022, PTM terbatas pada wilayah PPKM level 2 dapat dilaksanakan dengan jumlah peserta didik 50 persen dari kapasitas ruang kelas.
Kemudian, pelaksanaan PTM Terbatas pada satuan pendidikan yang berada di daerah dengan PPKM level 1, 3, dan 4 tetap mengikuti ketentuan dalam SKB Empat Menteri.
Selain itu, berdasarkan SE Mendikbudristek Nomor 2 Tahun 2022, kini orang tua atau wali peserta didik kembali diberikan pilihan untuk mengizinkan anaknya mengikuti PTM Terbatas atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Baca juga: Banten Terapkan PTM Terbatas
"Tentunya pemahaman dan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci suksesnya PTM terbatas yang aman dan nyaman," tutur Suharti.
Terkait aspirasi masyarakat di beberapa daerah agar pelaksanaan ujian sekolah dilaksanakan secara daring, Suharti menyampaikan bahwa proses asesmen dapat dilakukan dengan beragam metode, tidak hanya tes tertulis, tetapi dengan beragam bentuk seperti tugas, dan lain sebagainya.
"Bisa dilakukan secara luring ataupun daring jika masih belum bisa melaksanakan PTM terbatas," ujar Suharti.
Menurut Suharti, ujian sekolah bertujuan untuk menilai hasil belajar peserta didik secara utuh.
Baca juga: PTM Tingkat PAUD Hingga SMP di Gianyar Bali Dimulai Hari Ini dengan Kapasitas 50 Persen
Sehingga, asesmen hasil belajar siswa ini menjadi kewenangan dari masing-masing sekolah.
"Hanya para gurulah yang bisa mengetahui proses belajar muridnya, serta bisa menilai mereka secara utuh menggunakan beragam jenis atau bentuk asesmen," pungkas Suharti.