Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Antibodi Covid-19 Tinggi, Mendagri Imbau Masyarakat Tetap Vaksinasi dan Disiplin Prokes

Survei itu dilakukan pada periode November hingga Desember 2021 dengan melibatkan Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI).

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Survei Antibodi Covid-19 Tinggi, Mendagri Imbau Masyarakat Tetap Vaksinasi dan Disiplin Prokes
istimewa
Menteri Dalam Negeri M Tito Karnavian 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei serologi Covid-19 yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan antibodi yang dimiliki masyarakat Indonesia terbilang tinggi.

Survei itu dilakukan pada periode November hingga Desember 2021 dengan melibatkan Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI).

Adapun lokus survei ini dilakukan di 100 kabupaten/kota wilayah aglomerasi dan nonaglomerasi.

Meski antibodi masyarakat tergolong tinggi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau untuk tetap disiplin pada protokol kesehatan (prokes) dan melakukan vaksinasi.

“(Hasil survei serologi) menunjukkan angka (antibodi) yang relatif cukup tinggi untuk Indonesia. (Tingginya) antibodi tolong jangan euforia, tetap yang bisa mencegah penularan itu adalah masker. Jadi masker tetap, prokes ini harus tetap kita (jalankan), jangan sampai berhenti. Selagi masih ada pandemi masih di mana-mana tetap masker dipakai, meskipun sudah punya antibodi,” kata Mendagri, Sabtu (19/3/2022).

Baca juga: Menkes: Survei Serologi Jadi Dasar Penentu Kebijakan Penanganan Covid-19

Adapun hasil survei itu menunjukkan, penduduk Indonesia yang berusia 1 tahun ke atas telah memiliki antibodi SARS-CoV-2 sebesar 86,6 persen.

Berita Rekomendasi

Proporsi penduduk yang mempunyai antibodi SARS-CoV-2 tertinggi terdapat pada masyarakat yang telah melakukan vaksinasi sebanyak dua kali.

Sementara itu, persentase penduduk yang belum melakukan vaksin didapati telah mempunyai antibodi SARS-CoV-2 sebesar 73,9 persen.

Di lain sisi, Mendagri juga menyebut berbagai daerah kabupaten/kota sampel yang telah mencapai tingkat estimasi antibodi yang tinggi maupun rendah.

Ia mengingatkan, daerah-daerah dengan tingkat estimasi rendah, untuk meningkatkan antibodinya dengan melakukan percepatan vaksinasi dan penerapan prokes.

“Strategi ke depan, jadi kalau seandainya prevalensi antibodinya masih rendah, ya kita harus genjot habis-habisan vaksinasinya dan protokol kesehatan harus ketat. Tapi kalau prevalensinya cukup tinggi ya vaksinasi tetap juga, tapi (ditujukan untuk) target-target tertentu yang belum (tepat) sasarannya di masyarakat, yang belum memiliki antibodi,” tuturnya.

Sementara itu, Menkes Budi menyampaikan, survei serologi yang dilakukan di Indonesia merupakan dua terbesar di dunia setelah India.

Survei ini nantinya akan dilakukan selama enam bulan sekali untuk menjadi pertimbangan pemberian vaksinasi dan relaksasi di tengah pandemi.

Dirinya menegaskan, hasil survei ini dapat menjadi landasan kebijakan pemerintah ke depan, sehingga benar-benar berbasis riset.

"Rencana kami (sero) survei ini akan kami lakukan minimal enam bulan sekali,” ujarnya.

Di lain pihak, ahli epidemiologi dari FKM UI Pandu Riono yang hadir secara virtual menambahkan, kadar antibodi menjadi hal yang penting agar masyarakat bisa menghadapi pandemi.

Ia juga menekankan, vaksinasi lebih efektif untuk meningkatkan kadar antibodi dibandingkan dengan hanya membiarkan penduduk terinfeksi.

“(Antibodi penting) agar kita bisa menghadapi pandemi ini apa pun variannya," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas