Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Ahli Gizi Dukung Tempe Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia

Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) mendukung tempe dijadikan warisan budaya tak benda.

Penulis: Willem Jonata
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Para Ahli Gizi Dukung Tempe Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia
Istimewa
Ilustrasi Tempe. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) mendukung tempe dijadikan warisan budaya tak benda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dari Indonesia. (Ist) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Tempe merupakan makanan fermentasi dan menjadi sumber protein nabati yang menyehatkan.

Sudah berabad-abad lamanya hingga sekarang, tempe menjadi makanan favorit orang Indonesia.

Karenanya, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) mendukung tempe dijadikan warisan budaya tak benda United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dari Indonesia.

“Masyarakat Indonesia sudah mengenal dan memproduksi tempe secara turun-temurun, khususnya di kalangan masyarakat Jawa,” kata Ketua Umum DPP PERSAGI, Rudatin, dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/3/2022).

Ketua DPP PERSAGI bidang Ilmiah, Riset dan Inovasi, Dr Marudut, menjelaskan lebih rinci perihal alasan tempe layak dijadikan warisan budaya tak benda buat UNESCO.

Mengutip sejumlah literasi sejarah, kata dia, tempe dapat ditemukan dalam serat Sri Tanjung dari abad XII-XIII yang menuliskan kacang kedelai atau kedele sebagai bahan dasar utama pembuatan tempe.

Baca juga: Resep Tumis Tempe Kacang Panjang, Cocok Jadi Menu Makan Siang Bersama Keluarga

Berita Rekomendasi

Selanjutnya, dalam Serat Centhini, yang ditulis oleh R Ng Ronggo Sutrasno pada masa pemerintahan Sultan Pakubuwono di tahun 1814, Marudut mengatakan, hidangan brambang jae santen tempe (makanan yang terbuat dari tempe, bawang merah, jahe, dan santan) serta asem sambel lethokan (makanan yang terbuat dari bahan dasar tempe dengan fermentasi tingkat lanjut) disajikan oleh Pangeran Bayat yang menjamu Cebolang saat mampir ke dusun Tembayat di wilayah Klaten.

Selain catatan sejarah, Marudut juga menjelaskan tempe merupakan makanan yang memiliki kandungan zat gizi yang unggul untuk kesehatan manusia.

Tempe mengandung protein bermutu tinggi, serat pangan, probiotik, isoflavon.

Sejumlah data, kata dia, telah menunjukkan bahwa Indonesia telah menjadi negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia.

Baca juga: Setelah Tahu-Tempe dan Daging Sapi, Giliran Harga Gas Elpiji Nonsubsidi serta Ayam Potong yang Naik

“Sebanyak 50 persen kedelai di Indonesia digunakan untuk memproduksi tempe, 40 persen untuk produksi tahu, dan 10 persen sisanya digunakan untuk produksi produk kedelai lain seperti tauco, kecap, dan sebagainya," katanya.

"Tempe tidak hanya dikonsumsi sebagai lauk pendamping nasi, namun telah diolah dan diproses menjadi aneka sajian, seperti keripik tempe, cokelat tempe, nuget tempe, dan sebagainya,” lanjut dia.

Di dalam tempe itu, kata Marudut, terkandung senyawa isoflavon, mengandung probiotik karena fermentasi, dan tinggi protein.

Sebagai sumber protein, jelasnya lagi, protein pada tempe mudah dicerna dan dapat membantu penurunan obesitas ketika dikonsumsi dominan dalam diet tinggi protein.

Tempe dapat disebut sebagai sinbiotik (makanan yang mengandung probiotik dan prebiotik) yang baik untuk kesehatan pencernaan karena membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus sehingga berdampak ke kesehatan sistem kekebalan tubuh, saraf dan mengurangi peradangan.

Baca juga: Harga Kedelai Mahal, Ratusan Produsen Tahu Tempe di Sidoarjo Jatim Mogok Produksi

"Prebiotik tempe, juga berperan dalam pembentukan asam lemak rantai pendek pada usus besar,” katanya.

Sementara itu Dr Minarto MPS sebagai Ketua Kolegium Ilmu Gizi Indonesia (KIGI), memaparkan bahwa tempe termasuk diet berkelanjutan, yaitu diet dengan dampak lingkungan rendah yang berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan gizi serta kehidupan sehat untuk generasi sekarang dan masa depan.

Diet berkelanjutan yang bersifat protektif ini, kata Minarto, sangat menghormati keanekaragaman hayati dan ekosistem. Artinya, tempe ini dapat diterima secara budaya, dapat diakses, adil secara ekonomi dan terjangkau serta memiliki zat gizi yang memadai, aman dan sehat.

“Jadi berdasarkan keunggulan-keunggulan tempe sebagai bahan makanan bergizi, maka PERSAGI mendukung tempe untuk maju sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas