Gagas 'Changemakers Nusantara', YABB Kumpulkan Para Pembawa Perubahan
Program ini mengajak para pembawa perubahan berkumpul untuk bergerak, berkolaborasi dan berinovasi demi Indonesia yang lebih baik.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Hasiolan Eko Purwanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), organisasi nirlaba pembawa perubahan dari GoTo Group, menggagas 'Changemakers Nusantara', sebuah inisiatif yang menggerakkan para changemakers untuk berperan aktif membawa perubahan bagi masyarakat dan lingkungan.
Melalui inisiatif ini para pembawa perubahan (changemakers) dapat berkumpul untuk bergerak, berkolaborasi dan berinovasi demi Indonesia yang lebih baik.
'Changemakers Nusantara' bertujuan mengumpulkan para pembuat perubahan, baik individu ataupun kelompok yang berasal dari beragam latar belakang dan budaya, dari Sabang hingga Merauke.
Para changemakers tidak sekadar memiliki ide, namun inisiatif yang dijalankan telah menciptakan perubahan bagi masyarakat dan lingkungan secara nyata.
Monica Oudang, Chairwoman Yayasan Anak Bangsa Bisa menjelaskan, YABB hadir untuk menjadi katalisator bagi para changemakers saat ini dan menyiapkan generasi penerus changemakers masa depan.
Baca juga: Ada Akun Hantu Jelang IPO, GoTo Laporkan ke Twitter
“Kami percaya manusia yang memiliki pola pikir dan karakter sebagai pembawa perubahan adalah kunci untuk mendobrak batasan dalam memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan," ujarnya secara tertulis, dikutip Kamis (24/3/2022).
“Tingkat pengangguran yang relatif tinggi, kesulitan mengakses air bersih, serta meluasnya dampak bencana akibat kerusakan lingkungan hanyalah segelintir masalah yang ada di depan mata. Indonesia butuh aksi nyata, dan perlu peran para pembawa perubahan yang memiliki ketangguhan atau tingkat resilience yang tinggi serta keberanian untuk menyelesaikan sejumlah masalah,” imbuhnya.
Baca juga: Driver Ojol Bisa Punya Saham, GoTo Berpotensi Bernasib Sama dengan BUKA?
Namun, fakta menunjukkan bahwa secara umum tingkat resilience rata-rata masyarakat Indonesia masih rendah.
"Berdasarkan hasil riset Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), hanya 15,7% masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat resilience tinggi dan sangat tinggi,".
"Artinya, masyarakat cenderung tidak tahan terhadap tekanan atau rasa sakit serta cenderung pesimis melihat masa depan ketika mengalami situasi yang menekan dan membuat mereka terpukul," kata dia.
Baca juga: Berburu Saham Perusahaan IPO Seperti $GOTO Lebih Mudah Pakai Fitur e-IPO
Dr. Bagus Takwin, M.Hum, seorang anggota tim peneliti riset yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi UI menjelaskan, kendati demikian, tingkat resilience seseorang bisa ditingkatkan, dilatih, dan dikembangkan.
"Caranya, mereka harus memiliki itikad positif terhadap perubahan. Mereka harus punya kepedulian dan sikap kritis terhadap isu yang muncul di lingkungannya. Namun di saat yang sama mereka juga harus bergerak untuk memperbaiki."
“Pembawa perubahan juga semestinya memiliki sense of community atau merasa jadi bagian dari komunitas tempat mereka berada. Jadi mereka punya tanggung jawab atau kewajiban untuk melakukan perbaikan,” lanjutnya.
Bagus menegaskan bahwa pada dasarnya setiap orang memiliki kecenderungan untuk melakukan perubahan. Jika mereka difasilitasi, digerakkan, dan digugah, maka dampak perubahan yang dihasilkan bisa cukup besar.
Sejalan dengan itu, YABB melalui inisiatif 'Changemakers Nusantara' ingin menggerakkan para changemakers untuk melakukan perubahan nyata yang diharapkan dapat menjadi pelopor dan inspirasi masyarakat luas.
Dengan demikian, masyarakat bisa mengetahui karakteristik para changemakers lebih dalam, dan termotivasi untuk meningkatkan ketangguhan agar bisa menyelesaikan masalah yang ada secara bersama-sama.
Pihaknya mengajak masyarakatnominasikan – teman, kerabat, atau bahkan Anda sendiri – yang telah berhasil membawa perubahan dari hal sederhana hingga kompleks melalui www.bit.ly/DaftarChangemakersNusantara.
“YABB ingin menggerakkan dan melahirkan lebih banyak changemakers untuk bersama menjelajah kemungkinan tanpa batas demi menciptakan dampak yang lebih kuat," tutup Monica. (oln/*)