BNPT Ungkap Ribuan WNI Jadi Korban Propaganda yang Kerap Menggunakan Narasi Agama
Radikal terorisme di era kemajuan teknologi informasi saat ini menyebar lebih cepat dan menjangkit semua kalangan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
Ia berharap perempuan dengan segala potensinya dapat memberi teladan dan mengajarkan arti toleransi, serta menjadi promotor perdamaian di lingkungan keluarga dan masyarakat.
"Perempuan pemegang peran strategis, simbol ketahanan keluarga. Kita harus bersama-sama berkolaborasi mengingatkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap radikalisme yang eksklusif," tuturnya.
Terpisah, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri meringkus total lima tersangka yang diduga kelompok pendukung Negara Islam dan Suriah (ISIS) sepanjang Maret 2022.
Lima tersangka itu disebut pengelola media yang menyebarkan propaganda kelompok teroris tersebut.
"Benar (5 ditangkap)," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar, Kamis (24/3/2022).
Kelima tersangka yang ditangkap itu masing-masing berinisial MR, HP, MI, RBS, dan DK.
Mereka ditangkap pada 9 hingga 15 Maret di beberapa lokasi yang berbeda, yakni Kabupaten Kendal, Jakarta Barat, Lampung, dan Tangerang Selatan.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, 5 orang yang ditangkap itu bukan anggota kelompok teroris Jamaah Islamiah (JI) maupun Jamaah Ansharut Daulah (JAD), melainkan anggota kelompok teroris media sosial.
Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci jaringan kelompok ini.
"Kami sampaikan bahwa 5 pelaku tindak pidana terorisme itu bukan merupakan jaringan kelompok JI maupun JAD melainkan masuk dalam kelompok media sosial jadi kelompok teroris media sosial," ujar Ramadhan.
Ia menuturkan keterlibatan para tersangka mengedit video-video dukungan terhadap gerakan ISIS. Selain itu mereka juga membuat video untuk mendukung gerakan terorisme di Indonesia.
Baca juga: 5 Teroris Pendukung ISIS yang Ditangkap Bukan JI dan JAD tapi Kelompok Teroris Media Sosial
"Keterlibatan tersangka sebagai editor video channel media sosial Annajiyah Media Centre dan pemilik akun IG infoakhirzaman yang memposting poster maupun video daulah. Kemudian para tersangka juga merupakan editor video tentang wasiat Ali Kalora yang berjudul The Land Of Poso," jelas Ramadhan.
Ramadhan menyatakan bahwa para tersangka juga diduga terhubung dengan bagian propaganda ISIS di Timur Tengah.
"Tim medsos ini terhubung dengan bagian propaganda ISIS di Timur Tengah, aktif menerima bahan-bahan dan kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris serta disebarkan melalui media sosial di Indonesia," ungkap Ramadhan.