Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anggota Komisi IX DPR Sesalkan Drama Pemecatan Dokter Terawan Dari IDI

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo merespons soal kabar pemecatan dr Terawan Agus Putranto dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Anggota Komisi IX DPR Sesalkan Drama Pemecatan Dokter Terawan Dari IDI
Biro Pers Sekretariat Presiden
Mantan Menteri Kesehatan, dr Terawan Agus Putranto diberhentikan dari IDI. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo merespons soal kabar pemecatan dr Terawan Agus Putranto dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Rahmad sangat menyayangkan drama pemecatan yang semestinya menjadi ranah privat organisasi.

Menurutnya, hal itu diduga ada unsur kesengajaan diviralkan ke ranah publik, serta publik diajak pro dan kontra.

Sehingga, menjadi energi negatif bagi pelayanan kesehatan nasional.

"Apalagi di era perang melawan pandemi sehingga pantas dipertanyakan motif viralnya di masyarakat," kata Rahmad dalam keterangannya, Minggu (27/3/2022).

Rahmad menyebut, IDI adalah organisasi profesi yang memiliki sejarah panjang dengan banyak prestasi dan pengabdian kepada kesehatan negara.

Baca juga: DPR Sesalkan Pemecatan Terawan: Seharusnya Diapresiasi Bukan Malah Dipecat

Berita Rekomendasi

Namun, konflik berkepanjangan membuaat masyarakat jengah disuguhi drama tidak elok soal konflik.

Terlebih, kata Rahmad, banyak dokter ada yang pro dan kontra terhadap substansi yang dipersoalkan IDI.

Serta banyak masyarakat yang mendukung temuan-temuan kedokteran semacam ini.

"Sehingga menjadikan IDI diduga lebih terlihat pada persoalan personal," katanya.

Politikus PDIP ini pun menyayangkan deretan panjang prestasi IDI buat masyarakat.

Namun, terbelah pro dan kontra terhadap pemecatan ini dibawa ke ranah publik.

Baca juga: Anggota Komisi IX DPR Minta Kemenkes Turun Tangan terkait Pemecatan Dokter Terawan

Semestinya, lanjutnya, IDI lebih fokus kepada bagaimana berpikir, memenuhi kekurang dokter umum dan dokter spesialis.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas