Cerita Anggota DPR tentang Terawan: Dibantu saat Terkena Covid-19 dan Rawat Pamannya yang Sakit
Nihayatul menceritakan saat dirinya dirawat oleh Terawan ketika terkena Covid-19 dan membantu pamannya agar sembuh akibat penyakit yang dideritanya.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nihayatul Wafiroh menceritakan kisahnya terkait mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto.
Cerita Nihayatul itu dituliskan melalui sebuah utas di akun Twitter pribadinya, @ninikwafiroh.
Nihayatul menceritakan terkait kebaikan Terawan yang menurutnya tidak hanya saat menjabat sebagai Menkes, tetapi juga ketika sudah tidak menjabat.
Saat itu, Nihayatul terinfeksi Covid-19 dan Terawan meneleponnya agar dirawat.
“Ternyata kebaikan pak Terawan bukan hanya saat beliau jadi Menteri, setelah tidak jadi Menteri pun, saya masih merasakan kebaikan beliau.”
“Saat mengetahui dari running text TV kalau saya positif covid, beliau langsung menelefon saya,” tulisnya.
Baca juga: Wakil Ketua DPR Sebut Pemberhentian Terawan dari Keanggotaan IDI Tidak Sah, Ini Alasannya
Baca juga: Dar Edi Yoga Ungkap Respons Terawan Saat Dipecat dari Keanggotan IDI
Kemudian, Nihayatul juga menuliskan ketika ditawari untuk dirawat hingga disiapkan ruang perawatan di RSPAD Gatot Subroto.
“Beliau bilang “Mbak sampean biasane ngeramut uwong, sak iki gentian sampean tak ramut, tak siapkan kamar di RSPAD ya (Mbak, anda biasanya merawat orang, sekarang gentian anda saya rawat, saya siapkan kamar ya di RSPAD).”
Pada saat itu, katanya, tawaran untuk dirawat oleh Terawan adalah satu-satunya yang diterimanya.
“Ini tawaran pertama dan satu-satunya tawaran yg saya terima,” ujarnya.
Selama dirawat, Terawan selalu melihat kondisi Nihayatul melalui CCTV dan berkomunikasi via intercom.
“Saat saya dirawat 9 hari di RSPAD, setiap ahri beliau menjenguk saya dari cctv dan ngobrol dengan saya pakai intercom yg biasa saya gunakan panggil perawat,” katanya.
Selama dijenguk oleh Terawan, Nihayatul mengaku selalu diberikan nasehat agar cepat sembuh.
“Santai wae mbak, dalam pantauanku terus kok sampean, seng akeh ngombene, ben panase ndang mudun (Santai saja mbak, anda terus dalam pantauan saya, yang banyak minum, biar panas tubuhnya segera turun,” begitulah beliau kalau menyapa saya dengn bahasa jawa,” cerita Nihayatul.
Selain itu, Nihayatul juga menceritakan terkait vaksin Nusantara yang diinisiasi oleh Terawan.
Ia dan rekannya menjadi relawan untuk disuntik vaksin Nusantara tersebut.
Baca juga: Eks Menkes Terawan Dipecat dari IDI, Politikus PDIP: Saya Rasa Ini Pelecehan Terhadap Jokowi
Nihayatul juga meyakini. ada dua pertimbangan darinya untuk mau menjadi relawan vaksin Nusantara yaitu mendukung produk dalam negeri serta percaya dengan Terawan.
“Tidak ada yg maksa, tidak ada unsur politik. Saya hanya punya dua pertimbangan, yakni pertama, mendukung jalan kemandirian kesehatan di Indonesia dg support produk anak negeri.”
“Kedua, ya saya percaya ke Pak Terawan,” katanya.
Kisah berlanjut ketika paman Nihayatul terindikasi penyumbatan di saluran otak dan memutuskan untuk melakukan Digital Substraction Angiography (DSA) atau yang lebih dikenal sebagai terapi cuci otak.
Sebagai informasi, terapi cuci otak merupakan salah satu metode penyembuhan yang juga diinisiasi oleh Terawan.
Dalam pelayanan yang dilakukan oleh Terawan terhadap pamannya, Nihayatul mengaku bahwa sosok yang pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Subroto tersebut memberikan pelayanan yang bagus.
“Beliau selalu mengupdate saya setiap kali habis memeriksa dan menjelaskan next planinngnya, begitu juga mengabari sayaa ketika akan melakukan tindakan.”
“Menurut Pakde (paman Nihayatul) dan sepupu saya, Pak Terawan sangat memberikan pelayanan yang bagus dan prima,” ujarnya.
Lalu, Nihayatul juga bertanya terkait pemecatan terhadap Terawan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Baca juga: Dokter Terawan Dipecat IDI, Ribka Tjiptaning: Terlalu Mengada-ngada dan Ada Unsur Politis
Terawan mengatakan,hanya meyakini apa yang menurutnya benar dan bermanfaat bagi orang banyak.
“Halah mbak, jarno, aku tak meneng wae, tak mlaku seng tak yakini bener, dan tak yakini bermanfaat untuk orang banyak (Biarkan saja mbak, saya diam saja, saya berjalan sesuai apa yang saya yakini benar, dan saya yakini bisa bermanfaat untuk orang banyak),” ceritanya.
Di akhir cuitan, Nihayatul menyatakan bahwa Terawan adalah orang yang baik.
“Saya yakin pak Terawan orang baik, dan melakukan yang terbaik yang dia mampu untuk rakyat Indonesia.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Terawan