Konten Bernuansa ‘Flexing’ Bisa Ditangkal Lewat Sikap Kritis Bermetode 'Design Thinking’
Seperti dua sisi mata uang, majunya teknologi komunikasi memunculkan bahaya terselubung bagi generasi muda.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
"Hal ini yang kelak akan membuat generasi muda Indonesia menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, karena selalu memiliki solusi atas permasalahan yang ada,” jelas Roro yang juga merupakan Alumni Beswan Djarum angkatan 2011/2012 ini.
Ia melanjutkan, panduan berpikir kritis, kreatif dan solutif inilah yang disebut sebagai design thinking.
Dengan mengadopsi metode tersebut, generasi muda diarahkan untuk dapat menyampaikan ide dan gagasan terhadap permasalahan yang ada secara efektif berdasarkan bukti data yang akurat.
Data yang akurat ini tentunya diperoleh dari proses berpikir dan analisis matang.
Proses design thinking diawali dengan mengasah kepekaan kita guna mengidentifikasi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Setelah itu dilanjutkan dengan menganalisis latar belakang, dampak, data hasil observasi, hingga sudut pandang yang beragam.
Kemudian dilanjutkan dengan mencari inspirasi guna menemukan ide dan gagasan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Di tahapan inilah, seseorang dituntut untuk berpikir kreatif secara liar dan inovatif agar solusi yang dihasilkan lebih tepat sasaran.
“Setelah menemukan ide dan gagasan yang dirasa tepat, tahapan selanjutnya adalah menyusun prototype atau model rancangan yang akan kita lakukan. Pada tahap ini, kita diajak bereksperimen dan uji coba pemikiran, sebelum akhirnya hasil design thinking dikomunikasikan. Namun proses design thinking tidak berhenti sampai di situ, kita masih harus melakukan evaluasi terhadap gagasan tersebut agar sesuai dengan tujuan akhir kita,” kata Roro.
Baca juga: Fantastis! Tahir Foundation Donasikan 2 Miliar untuk Peserta JKN-KIS Menunggak
Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Lounardus Saptopranolo mengatakan materi Design Thinking in Written Communication ini diberikan kepada para Beswan Djarum dengan tujuan agar generasi muda lebih berhati-hati mengolah informasi yang diperolehnya.
Melalui materi ini, Beswan Djarum juga diharapkan mampu melahirkan solusi atas permasalahan yang ada saat ini dan masa mendatang dan menuangkan gagasan tersebut agar dapat dipahami oleh khalayak.
“Kami berharap soft skills yang diajarkan kepada para Beswan Djarum ini dapat menjadi modal bagi generasi muda dalam membentengi diri terhadap informasi yang tak berdasar dan juga berpikir kritis sehingga dapat berkontribusi bagi masyarakat dengan cara memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari, baik di masa kini maupun masa mendatang,” tutur dia.
Pelatihan Leadership Development merupakan satu dari beberapa pelatihan soft skills yang diberikan kepada para peserta Djarum Beasiswa Plus. Pelatihan ini meliputi Nation Building, Character Building, Competition Challenges, serta International Exposure.
Tidak berhenti di situ, melalui program Community Empowerment, Beswan Djarum juga diberikan kesempatan untuk menerapkan berbagai soft skills yang diperoleh dengan melibatkan diri secara langsung dalam memberikan jalan keluar pada suatu permasalahan sosial di lingkungan mereka berada. (*/)