Soal Pemecatan Dokter Terawan dari IDI, Kemenkes Turun Tangan, Sebut akan Bantu Mediasi
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin angkat bicara soal pemecatan Mantan Menkes Dokter Terawan Agus Putranto dari Ikatan Dokter Indonesia.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin angkat bicara soal pemecatan Mantan Menkes Dokter Terawan Agus Putranto dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Budi mengatakan Kemenkes akan membantu untuk mengatasi permasalahan pemecatan Terawan ini.
Nantinya Kemenkes akan memulai proses mediasi antara IDI dan anggota-anggotanya.
"Kemenkes akan memulai dan membantu proses mediasi antara IDI dan anggota-anggotanya," kata Budi dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Selasa (29/3/2022).
Baca juga: Menkes Bicara Soal Kasus Terawan dan IDI hingga Singgung Transisi Pandemi ke Endemi Masih Jadi PR
Menurut Budi, mediasi tersebut dilakukan agar komunikasi antara IDI dengan anggotanya bisa berjalan dengan baik.
Sehingga situasi yang ada di dalam IDI bisa kondusif, serta agar bisa membali menyalurkan energi untuk kegiatan bagi masyarakat untuk lebih sehat.
"Agar komunikasi yang baik, sehingga situasi yang terbangun akan kondusif dan kita bisa kembali menyalurkan energi, waktu kita, dedikasi kita."
"Kepada kegiatan-kegiatan yang memprioritaskan untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih sehat," terang Budi.
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Bisa Dikatakan, Pemberhentian Dokter Terawan dari Keanggotaan IDI Tidak Sah
Dinilai Langgar Kode Etik Berat soal Terapi Cuci Otak dan Promosi Vaksin
Diberitakan sebelumnya, Anggota PB IDI 2012-2015, Pandu Riono, mengungkapkan alasan dipecatnya mantan Menteri Kesehatan (Menkes). Dokter Terawan Agus Putranto, dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Pandu mengatakan Terawan sebenarnya sudah diperiksa oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI sejak 2013.
Pemeriksaan tersebut dilakukan karena Terawan telah melakukan pelanggaran etika.
Yakni mempromosikan, menjanjikan soal terapi cuci otak atau brain wash bagi pasien penderita stroke.
Diketahui, terapi cuci otak tersebut diklaim Terawan dapat memberikan hasil positif dan bisa melancarkan peredaran darah di kepala pasien stroke.
Baca juga: Ramai-ramai Kritik Pemecatan Terawan dari IDI: Diduga Bau Politik hingga Bikin Dokter Takut Riset
"Ini kan prosesnya sudah lama, sejak 2013 dr Terawan Agus Putranto itu sudah diperiksa oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI)."
"Terutama untuk pelanggaran etika, yang waktu itu adalah mempromosikan, menjanjikan, dan tentang terapi yang kita sebut dengan brain wash (cuci otak)," kata Pandu, Senin (28/3/2022).
Namun, faktanya terapi cuci otak tersebut masih belum teruji secara ilmiah dan tidak disertai bukti-bukti yang sesuai kaidah publikasi ilmiah.
Padahal menurut Pandu, yang paling krusial bagi seorang dokter adalah melakukan pelayanan kesehatan berbasis ilmu pengetahuan dan riset yang sudah terbukti dengan hasil penelitian.
"Yang paling krusial adalah sebagai seorang dokter, seharusnya melakukan pelayanan kesehatan berbasis ilmu pengetahuan dan berbasis riset yang sudah terbukti manfaatnya dan tidak merugikan."
Baca juga: Komisi IX DPR Akan Panggil IDI dan Dokter Terawan
"Dan itu hanya bisa dibuktikan dengan hasil penelitian. Itu sama sekali tidak dilakukan oleh Dokter Terawan," terang Pandu.
Pandu menambahkan, selama ini Terawan juga tidak memberikan itikad baik untuk menjelaskan soal pelanggaran yang diperbuatnya itu.
Padahal, IDI sudah mencoba untuk mengundang Terawan berkali-kali.
"Tidak ada itikad baik untuk menjelaskan itu, walaupun sudah diundang berkali-kali," pungkasnya.
Selain pelanggaran etik berat soal terapi cuci otak, Terawan diketahui telah melakukan promosi Vaksin Nusantara secara luas.
Padahal Vaksin Nusantara yang digunakan untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini masih belum selesai proses penelitiannya
Baca juga: Anggota DPR Cium Aroma Politis di Balik Pemecatan Terawan
Serahkan Keputusan Pada Teman Sejawat, Berharap Tak Ada Kisruh
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Mantan Menteri Kesehatan periode 2019-2020 Terawan Agus Putranto merespon soal pemecatan dirinya dari keanggotaaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Tim Komunikasi Terawan memberikan keterangan pada media soal sikap Terawan.
Dalam tulisan berjudul Terawan Anggap IDI Sebagai Rumah Kedua dan Para Dokter Saudara kandung.
Disampaikan Andi, meski tahu bakal dicoret dari keanggotaaan IDI, Terawan pada hari ini 28 Maret 2022, masih berpraktek menangani pasien di Rumah Sakit Dinas Kesehatan Tentara (RSDKT) Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah.
Baca juga: Buntut Pemecatan Dokter Terawan dari IDI, Anggota DPR Minta Kemenkes Turun Tangan
“Sampai hari ini saya masih sangat bangga dan merasa terhormat berhimpun disana (IDI),” kata Terawan, seperti ditirukan Andi, Senin, 28 Maret 2022.
Menurut Terawan, IDI telah menjadi rumah kedua, tempatnya bernaung, bersama saudara-saudara sejawat dokter lainnya.
“Pak Terawan mengimbau, teman-teman sejawat dan yang lain agar bisa menahan diri untuk tidak menimbulkan kekisruhan publik, karena kita masih menghadapi pandemic Covid -19. Kasian masyarakat dan saudara-saudara sejawat yang di daerah, Puskesmas, rumah sakit, dll, ikut terganggu” ujarnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rina Ayu Panca Rini)
Baca berita lainnya terkait Dokter Terawan Diberhentikan dari IDI.