Bareskrim Tegaskan Punya Alat Bukti Yang Cukup Tetapkan Saifuddin Ibrahim Jadi Tersangka
Bareskrim Polri menegaskan pihaknya memiliki alat bukti yang cukup untuk menetapkan pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta 300 ayat Alquran dihapus
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bareskrim Polri menegaskan pihaknya memiliki alat bukti yang cukup untuk menetapkan pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta 300 ayat Alquran dihapus menjadi tersangka dalam dugaan kasus penistaan agama.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyatakan penetapan tersangka itu setelah penyidik melakukan pemeriksaan saksi hingga ahli dan gelar perkara.
"Penetapan tersangka terhadap SI berdasarkan KUHAP dimana hasil lidik pemeriksaan saksi maupun ahli dan gelar perkara. Telah ditemukan bukti permulaan yang cukup untuk tetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka," ujar Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2022).
Ramadhan menuturkan pihaknya telah memeriksa total 13 orang sebagai saksi. Karenanya, pihaknya telah memiliki alat bukti yang cukup menetapkan Saifuddin Ibrahim menjadi tersangka.
"Dalam hal ini penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap 13 orang rinciannya 9 saksi dan 4 saksi ahli. Ahli bahasa, ahli agama islam, ahli ITE dan ahli pidana," jelas dia.
Lebih lanjut, Ramadhan menyatakan bahwa pihaknya juga telah mengendus keberadaan Saifuddin Ibrahim berada di Amerika Serikat.
Sebaliknya, penyidik bakal terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mencari tersangka.
"Hasil lidik SI diduga berada di Amerika. Penyidik terus koordinasi dengan beberapa kementerian/ lembaga dan instansi lain terkait keberadaan tersangka saat ini," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta 300 ayat Alquran dihapus ditetapkan menjadi tersangka dalam dugaan kasus penistaan agama. Dia ditetapkan tersangka oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
Baca juga: Polri Ultimatum Saifuddin Ibrahim: Berani Berbuat, Harus Bertanggung Jawab!
"Saat ini yang bersangkutan sudah tetapkan sebagai tersangka," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Rabu (30/3/2022).
Dedi menuturkan penetapan tersangka tersebut dilakukan oleh penyidik sejak 2 hari yang lalu. Sebaliknya, dia masih enggan merinci terkait keberadaan Saifuddin Ibrahim.
"Sejak 2 hari yang lalu mas kalau nggak salah (penetapan tersangka)," pungkasnya.
Terancam Hukuman 6 Tahun Penjara
Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta 300 ayat Alquran dihapus terancam hukuman pidana 6 tahun penjara seusai ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.
"Pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Rabu (30/3/2022).
Ramadhan menjelaskan bahwa SI dijerat dengan pasal 45A ayat (1) Jo Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Ia menyatakan bahwa pasal tersebut terkait dengan dugaan tindak pidana penistaan agama dan ujaran kebencian berdasarkan SARA. Selain itu, pasal itu berkaitan dengan dugaan penyebaran berita bohong alias hoax.
"SI dijerat dugaan tindak pidana ujaran kebencian berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dan/atau pencemaran nama baik dan/atau penistaan agama," ungkap dia.
"Dan/atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran dan/atau yang dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat dan/atau menyiarkan suatu berita yang tidak pasti atau kabar yang berlebihan atau yang tidak lengkap melalui media sosial youtube Saifuddin Ibrahim," sambung dia.
Lebih lanjut, Ramadhan menyampaikan pihaknya masih berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk mencari keberadaan tersangka yang diduga berada di Amerika Serikat.
"Penyidik terus koordinasi dengan beberapa kementerian/ lembaga dan instansi lain terkait keberadaan tersangka saat ini," pungkasnya.