Pemerintah Disarankan Gaet China Untuk Selamatkan Presidensi G20
Wamenlu RI) periode 2014, Dino Patti Djalal menyarankan pemerintah menggaet China untuk menjaga keutuhan dan semangat kerja sama dalam G20
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia (Wamenlu RI) periode 2014, Dino Patti Djalal menyarankan pemerintah menggaet China untuk menjaga keutuhan dan semangat kerja sama dalam G20.
Pasalnya invasi Rusia terhadap Ukraina telah membawa imbas buruk bagi G20.
Keutuhan dan semangat kerja sama dalam G20 menjadi problematik, terutama karena perseteruan antara Rusia dan negara-negara Barat dalam tubuh G20.
“Kita harus mengantisipasi. Walaupun G20 adalah forum ekonomi, namun nampaknya tahun ini akan banyak dipengaruhi oleh faktor politik,” kata Dino lewat sebuah video yang diunggah FPCI, Kamis (31/3/2022).
Dino mengatakan dari semua negara di dunia ini nampaknya yang saat ini mempunyai pengaruh paling besar terhadap Rusia adalah China.
Karena itu, pandangan Presiden China, Xi Jin Ping pasti akan didengarkan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Baca juga: Semua Kepala Sekolah di Melitopol Mengundurkan Diri, Mereka tak Mau Kerja Sama dengan Rusia
“Mungkin dalam mendorong mencarikan solusi terhadap perang di Ukraina, diplomasi Indonesia juga bisa bersinergi dengan diplomasi Tiongkok,” ujarnya.
Dino mengatakan untuk menjaga G20, Indonesia perlu memanfaatkan modal politik dan diplomatik Indonesia, baik terhadap Negara Barat, Rusia, Tiongkok dan sesama Middle Power lainnya.
Indonesia masih memiliki modal politik dengan Rusia, karena Indonesia tidak menerapkan sanksi terhadap Rusia.
KTT ASEAN–AS pada tahun ini juga perlu dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk meyakinkan Presiden Biden mengenai menjaga keutuhan G20.
Baca juga: Wamenhan Ukraina: Wilayah Belarus Digunakan Secara Aktif Rusia Untuk Serang Ukraina
Di luar G20, Presiden Jokowi juga dapat mengirimkan utusan khusus dari Indonesia yang dikirim ke Ukraina dan Rusia untuk membantu mencari jalan keluar dari konflik.
“Kita sebaiknya terlibat bukan sebagai mediator, karena ini lebih ribet urusannya, tapi bisa menjadi good office yang mungkin dapat ditemukan aspek tertentu dari konflik ini yang dapat dijembatani Indonesia,” ujarnya.
Dino juga menyarankan agar Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, hingga Menlu Retno Marsudi melakukan diplomasi zoom untuk melobi secara intensif para pemimpin negara G20 lainnya untuk menjaga keutuhan G20.
Baca juga: Peringatan Hari Lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Dihadiri Dubes Rusia
Melakukan konsultasi intensif dengan sesama Middle Power di G20 yang sebenarnya merupakan kelompok informal terbesar di G20, yakni Afrika Selatan, Korea Selatan, Arab Saudi, Turki, Australia, Brazil, dan Meksiko juga sangat penting.
“Solusi keutuhan G20 harus dirintis sejak awal, dan jangan telat menunggu situasi semakin tak terkendali,” katanya.
“Dalam KTT G20 nanti, Indonesia tidak perlu alergi terhadap rujukan mengenai perang Ukraina dalam deklarasi akhir G20. Karena kalau G20 tidak merujuk pada situasi Ukraina sama sekali, maka G20 akan kehilangan kredibilitas di mata dunia internasional,” ujar Dino.