Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen Gerindra Harap Pemerintah Dapat Atasi Kenaikan Harga-harga Bahan Pokok

Jelang bulan Ramadan, sejumlah barang-barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan, termasuk bensin dan tarif pajak pertambahan nilai (PPN).

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Sekjen Gerindra Harap Pemerintah Dapat Atasi Kenaikan Harga-harga Bahan Pokok
Istimewa
Tim Satgas Pangan Polri mengecek secara langsung ketersediaan dan harga bahan pokok di pasar. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang bulan Ramadan, sejumlah barang-barang kebutuhan pokok mengalami kenaikan, termasuk bensin dan tarif pajak pertambahan nilai (PPN).

Diharapkan pemerintah mampu menangani persoalan mendasar terkait kenaikan harga-harga bahan pokok tersebut.

Namun, menurut Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, masyarakat diharapkan bersabar dalam menghadapi persoalan kenaikan harga-harga bahan pokok ini.

Sehingga semangat dan keimanan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa tidak terganggu.

"Ketika kita ingin memasuki bulan ramadhan, masyarakat begitu bergembira. Apalagi, pandemi sudah menurun drastis. Sehingga, berbagai macam penyambutan dilakukan menghadapi bulan yang penuh berkah ini. Otomatis konsumsi masyarakat meningkat. Namun, kita menghadapi kenyataan bahwa harga-harga sembako naik. Minyak goreng, daging, beras, cabai, gula, terigu, kedelai, sampai bensin dan PPN juga naik," kata Muzani kepada wartawan, Jumat (1/4/2022).

Muzani mengatakan, kenaikan harga-harga ini di satu sisi sebagai tanda atau dampak dari bangkitnya geliat ekonomi kita pasca pandemi.

Tapi di sisi lain, ini juga dampak dari adanya perang antara Rusia-Ukraina.

Baca juga: Konsumen Pertamax Kelas Menengah ke Atas, Analis: Harga Naik Tidak Akan Picu Gejolak

BERITA REKOMENDASI

"Beban pengeluaran dari kenaikan itu tentu saja berat dan ini dapat mengganggu kekhusuan kita dalam menjalankan ibadah puasa, karena ekonomi belum sepenuhnya pulih. Tapi kami percaya kesabaran kita dalam menghadapi persoalan ini, termasuk ekonomi, tidak akan mengganggu kita dalam menjalankan ibadah puasa," ucapnya. 

Muzani berharap, pemerintah bisa memberikan intervensi terhadap kenaikan-kenaikan harga bahan pokok.

Misalnya dengan melakukan operasi pasar. Kemudian, Muzani mengatakan, sektor pasar juga harus dipenuhi produk-produk yang dihasilkan dari para petani lokal.

"Kita harus memanfaatkan keterampilan para petani kita. Sumber-sumber makanan yang dihasilkan para petani mulai dari beras, sayur mayur, buah harus bisa menjadi keberkahan bagi makanan kita sehari-hari. Caranya dengan tidak mamasukan bahan atau barang impor ke pasar. Sehingga itu menjadi keberkahan bagi kita semua, termasuk peningkatan kesejahteraan para petani," ujar Wakil Ketua MPR itu.

Muzani mengingatkan, masyarakat harus tetap mengedepankan kedisiplinan protokol kesehatan.

Sebab pandemi saat ini masih menjadi ancaman bagi setiap negara di dunia. Sehingga kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan menjadi penting.

Di sisi lain, Muzani berharap masyarakat bisa menjaga kerukunan antar umat beragama.

Mengedepankan nilai-nilai toleransi dalam bersosialisasi di setiap lapisan masyarakat. Itu adalah kunci bagi kekuatan Indonesia dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Indonesia adalah negara besar. Tolerenasi antar umat beragama telah menjadi keniscayaan dalam berbangsa dan bernegara sejak dulu hingga sekarang. Keberagaman sudah menjadi budaya yang mengakar bagi Indonesia. Apabila bulan suci ramadhan bisa kita jalankan dengan kekhusuan, itu telah menjadi bukti kita telah menjadi bangsa yang toleran," kata Muzani.

Sebelumnya, selain kenaikan harga bahan-bahan pokok, pemerintah juga menaikan harga bensin pertama menjadi Rp 12.500 dan juga tatif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas