Staf Khusus BPIP: Pentingnya Etika Bermedia Sosial Dapat Mendukung Pengarusutamaan Pancasila
Staf Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonious Benny Susetyo mengatakan, pentingnya etika dalam bermedia sosial
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonious Benny Susetyo mengatakan, pentingnya etika dalam bermedia sosial di era digitalisasi dapat mendukung pengarusutamaan Pancasila.
Pernyataan tersebut disampaikan pada acara jejaring panca mandala Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Acara ini juga dihadiri Wakil Kepala BPIP Prof Hariyono, Kepala Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Prakoso, serta beberapa pejabat BPIP dan Perwakilan jejaring Pancamandala di Kapubaten/Kota serta Provinsi Sumatera Utara.
Dalam kesempatan itu, Antonious Benny menjelaskan mengapa pentingnya etika digunakan dalam bermedia sosial.
"Karena dengan etika itu sesuatu yang baik dijalankan dan yang buruk ditinggalkan, selain itu etika itu penting maka agar orang itu bisa membedakan yang baik dan buruk," kata Benny, Jumat (1/4/2022).
Ia menceritakan, dalam permasalahan di era digital ini adalah bagaimana terjadi manipulasi fakta karena di media sosial.
Dimana, ada di ruang hampa dan tidak merasa berdosa serta tidak merasa bersalah dalam mencela orang lain.
Baca juga: Deklarasi BPIP dalam Dialog Kebangsaan Bertema Moderasi Beragama di Era Media Sosial
”Ruang publik adalah hampa dan yang terjadi adalah kegaduhan. Padahal ruang publik itu tidak steril, ruang publik itu tidak berarti bebas. Sebagaimana misal dalam menggunakan HP itu ada etikanya karena HP itu adalah alat komunikasi bukan alat penghancur kemanusiaan dan menggunakan kaidah moral dalam penggunaaanya," kata Benny.
Benny menambahkan, bahwa di era digitalisasi itu media pada awalnya menggunakan internet sebagai sarana surat menyurat yang digunakan untuk transaksi dan nilai ekonomis.
Ketika penggunaan ekonomis maka penggunanya menjadi diperluas dan tempat ruang waktu tidak perlu lagi.
Baca juga: BPIP Apresiasi Pencanangan Kampung Pancasila oleh TNI di Blora
Saat ini, orang tidak lagi berjumpa dan tidak lagi ada persahabatan melalui perjumpaan serta semua menjadi personal.
Sehingga, yang dibahayakan dari internet adalah penyalahgunaan, dimana marak kasus penipuan selebgram.
"Orang kita mudah tertipu karena mudah terkecoh karena menilai sesuatu dari yang terlihat saja tanpa mengetahui yang sebenarnya. Maka bahaya dari ruang digital ini adalah kita terkecoh seseorang yang berbeda dengan kenyataan," ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa sebagai bangsa yang merdeka jangan sampai dikendalikan oleh teknologi.
”Orang bisa kehilangan kreatifitas karena bergantung pada teknologi. Kalau kita tidak memiliki budaya kritis dan kemampuan menggunakan teknologi maka kita akan menjadi robot dalam budaya kita. Media sosial adalah alat merajut kebersamaan dan menjga NKRI, konten media sosial harus mengarusutamakan Pancasila,” kata Benny.
Baca juga: Stafsus BPIP: Pembumian Pancasila Jadi Langkah Tepat Mencabut Radikalisme
“Dalam Sila Pertama terkandung nilai Ketuhanan yang memverifikasi dengan keadilan. Jika orang mencintai Tuhan maka dia pasti akan Mencintai sesamanya," jelasnya.
Benny pun berpesan, bagaiamana menggunakan media secara bijak yaitu dengan tepat waktu dan keluarga mempunyai tanggung jawab untuk mendidik anaknya.
”Jangan sampai kita kehilangan kebudayaan membaca dan literasi agar anak anak tidak kehilangan kemampuan berfikirnya. Bangsa yang tidak memiliki kedadaran akan teknologi hanya alat maka bangsa itu menjadi bangsa terjajah," ucapnya.