Pengamat: Jokowi Effect Dorong Elektabilitas Erick Thohir Meningkat di Bursa Capres 2024
Pengamat Politik Ray Rangkuti menyatakan pendapat, terkait trend positif peningkatan elektabilitas yang dimiliki oleh Menteri BUMN
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Ray Rangkuti menyatakan pendapat, terkait trend positif peningkatan elektabilitas yang dimiliki oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Menurut Ray, salah satu faktor adalah kedekatan dengan orang nomor satu di Indonesia, yakni Presiden Jokowi atau Jokowi Effect.
“Erick Thohir salah satu menteri yang paling dekat dengan Pak Jokowi dan salah satu menteri yang paling bersinar,” kata Ray kepada wartawan, Jumat (8/4/2022).
“Saya kira dari sekian nama yang muncul, Erick Thohir yang pertumbuhan popularitas dan elektabilitasnya semakin tak terbendung,” tambahnya.
Tentunya, pernyataan tersebut juga didukung dengan temuan hasil survei dari Indikator Politik Indonesia.
Di mana dalam hasil survei tersebut, nama Erick Thohir terus konsisten mengalami peningkatan elektabilitas, dari 1,3 persen pada Desember 2021, menjadi 1,6 persen di Februari 2022, dalam top of mind pilihan presiden.
Lebih lanjut, Ray menjelaskan, walaupun sebagai wajah baru dalam dunia pemerintahan namun Erick Thohir dapat diterima dengan tangan terbuka, baik itu di ranah publik maupun di ranah politik.
Hal ini menunjukkan Erick Thohir dengan pengalaman dan kapabilitas yang dimiliki tak bisa dipandang sebelah mata.
Baca juga: Pengamat Sebut Pernyataan Jokowi kepada Para Menteri Soal Penundaan Pemilu Sudah Tepat
“Kenyataannya, penerimaan publik atas Erick Thohir di dalam dunia politik ini relatif bagus,” jelas Ray
Selain itu, Ray mengatakan Erick Thohir memiliki segmentasi pemilih tersendiri yakni pemilih milenial atau generasi muda.
Di mana ceruk pemilih ini terus mendongkrak elektabilitas eks Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf 2019 ini dalam mengarungi kompetisi Pilpres 2024.
“Erick Thohir punya pemilih, yang dengan sendirinya dapat menutupi kekurangan siapapun calon presidennya,” jelas Ray. (*)