Sesalkan Kekerasan Ade Armando, Kepolisian Diminta Tindak Tegas Para Pelaku
Algooth Putranto prihatin atas kekerasan massa demonstrasi ‘Penolakan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden’, Senin (11/4/2022).
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
![Sesalkan Kekerasan Ade Armando, Kepolisian Diminta Tindak Tegas Para Pelaku](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ade-armando-di-tengah-keade-g.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua alumni Paramadina Graduate School of Communication (PGSC), Dr Algooth Putranto prihatin atas kekerasan massa demonstrasi ‘Penolakan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden’, Senin (11/4/2022).
Dimana, dalam aksi itu turut melakukan kekerasan terhadap seorang dosen Dr Ade Armando.
“Kami menyesalkan tindakan kekerasan yang dilakukan di bulan Ramadan. Selain itu, bagaimanapun Bang Ade adalah dosen. Guru kami. Orang tua kami. Aparat kepolisian harus bertindak tegas mengusut peristiwa ini,” kata Algooth Putranto dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (11/4/2022).
Pengajar Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid itu mengaku terkejut atas peristiwa ini mengingat Ade Armando yang selama ini mendukung Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Kapolda Metro Jaya Beberkan Kondisi Ade Armando: Memprihatinkan dengan Luka Berat di Kepala
Namun, belakangan menentang usulan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi.
“Yang saya tahu, Bang Ade yang biasanya mendukung Jokowi, sebagai seorang ilmuwan dia selalu di depan menentang kejumudan berpikir. Kali ini dia menentang perpanjangan masa jabatan Presiden yang menabrak konstitusi. Bisa jadi Bang Ade sudah diincar pihak tertentu,” jelasnya.
Sebelumnya, Pegiat Media Sosial sekaligus akademisi Universitas Indonesia Ade Armando menjadi korban luka-luka dalam kericuhan usai aksi massa di Gedung DPR RI.
Dalam sebuah video yang diterima, Ade mengalami kejadian mengenaskan.
Wajahnya dipenuhi darah dan dia tampak tidak mengenakan celana.
Belum diketahui penyebab Ade mengalami kejadian serupa.
Namun, dalam aksi tersebut, kericuhan pecah antara mahasiswa dan massa aksi lainnya.