Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

35 Kata-kata Bijak RA Kartini dan Sejarah Hari Kartini

Berikut adalah 35 kata-kata bijak RA Kartini, salah satu yang paling populer adalah 'Habis Gelap Terbitlah Terang'

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in 35 Kata-kata Bijak RA Kartini dan Sejarah Hari Kartini
Kemdikbud.go.id
Berikut adalah 35 kata-kata bijak RA Kartini, salah satu yang paling populer adalah 'Habis Gelap Terbitlah Terang' 

Ia lahir dari perkawinan antara Raden Mas Adipati Ario Sosronigrat dengan M.A Ngasirah.

Sebagai seorang yang lahir di keluarga bangsawan, Kartini berhak memperoleh pendidikan.

Lalu ia disekolahkan di Europese lagere School atau ELS oleh ayahnya.

Di sekolah tersebut, Kartini belajar bahasa Belanda.

Disebabkan kebiasaan ketika itu, anak perempuan harus tinggal di rumah untuk "dipingit", maka Kartini hanya bersekolah hingga usia 12 tahun.

Selama tinggal di rumah, Kartini belajar sendiri dan mulai menulis surat-surat kepada teman korespondensinya yang kebanyakan berasal dari Belanda.

Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya.

Berita Rekomendasi

Dari Abendanon, Kartini mulai sering membaca buku-buku dan koran Eropa yang menyulut api baru di dalam hati Kartini, yaitu tentang kemajuan berpikir perempuan Eropa.

Ketertarikannya dalam membaca kemudian membuat beliau memiliki pengetahuan yang cukup luas soal ilmu pengetahun dan kebudayaan.

Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi yang saat itu berada pada status sosial yang amat rendah.

Pada 12 November 1903, Kartini disuruh oleh orang tuanya untuk menikah dengan KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, seorang Bupati Rembang yang telah memiliki tiga istri.

Dalam pernikahannya, Kartini hanya memiliki seorang anak yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.

Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini mengembuskan napas terakhirnya pada usia 25 tahun dan dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Berkat kegigihan RA Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912 dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan daerah lainnya.

Nama sekolah tersebut adalah Sekolah Kartini.

Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh politik Etis.

Adapun Hari Kartini ditetapkan oleh Presiden Soekarno melalui instruksi berupa Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 108 Tahun 1964, pada 2 Mei 1964, yang berisi penetapan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Soekarno juga menetapkan hari lahir Kartini, 21 April, diperingati sebagai Hari Kartini sampai sekarang.

Berita Terkait Hari Kartini

(Tribunnews.com/Widya) (TribunJogja.com/Bunga Kartika)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas