Emak-emak Pakai Kebaya Turun ke Jalan Keluhkan Harga Minyak Goreng dan Gas Naik
Menuk Wulandari, Koordinator Lapangan dari Aliansi Rakyat Menggugat menyebut bahwa ini merupakan sebuah simbol perjuangan dan perlawanan perempuan.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hadir dengan gaya berbeda, beberapa peserta aksi turun ke jalan menggunakan baju kebaya.
Hal ini dikarenakan unjuk rasa kali ini bertepatan dengan Hari Kartini.
Menuk Wulandari, Koordinator Lapangan (Korlap) dari Aliansi Rakyat Menggugat menyebut bahwa ini merupakan sebuah simbol perjuangan dan perlawanan perempuan.
"Ini namanya simbol perjuangan dari Kartini modern," kata Menuk yang menggunakan kebaya putih, Kamis (21/4/2022).
Meskipun menggunakan kebaya terasa ribet dan gerah, tapi hal tersebut tidak menurunkan semangat Menuk dalam berorasi.
Poin orasinya adalah perihal mahalnya harga minyak goreng dan gas.
Baca juga: Ada Aksi Mahasiswa di Kawasan Patung Kuda, Ruas Jalan Medan Merdeka Ditutup
Ditambah lagi kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut beriringan dengan naiknya pajak.
"Minyak goreng naik, gas naik, pajak naik. Gaji yang tidak naik. Kita mau bagaimana? Solusinya Jokowi mundur," ucapnya ketika diwawancari awak media.
Menuk menambahkan Aliansi Rakyat Mengguat 70 persen beranggotakan emak-emak.
Baca juga: Massa Mahasiswa dari AMI Mulai Datangi Kawasan Patung Kuda, Longmarch dari IRTI Monas
Sehingga, aksi turun ke jalan ini juga merupakan bentuk perhatian mereka sebagai 'emak' untuk menemani aksi massa mahasiswa yang katanya akan menyusul dari Patung Kuda menuju Gedung DPR RI, Jakarta Pusat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.