Pengamat: Bukan Hanya Pencitraan, Pemimpin Harus Bekerja untuk Dongkrak Citra Positif
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai masyarakat Indonesia sudah matang dalam berpolitik.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menilai masyarakat Indonesia sudah matang dalam berpolitik.
Sehingga, pada saat memilih untuk menentukan calon presiden-calon wakil presiden, tidak hanya melihat kepada sosok atau citra calon, tetapi juga kerja yang sudah dilakukan.
"Pemimpin yang bekerja sehingga menimbulkan citra positif,” tuturnya, dalam keterangan yang diterima, pada Jumat (22/4/2022).
Dia melihat fenomena meningkatnya elektabilitas sejumlah tokoh.
Di mana salah satu di antaranya, yaitu Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Lembaga Survei Independen memaparkan elektabilitas Puan Maharani dalam bursa calon Pemilihan Presiden 2024 mulai merangkak naik.
Elektabilitas Puan naik hingga mencapai 3,1 persen untuk calon presiden.
Khusus untuk bursa calon wakil presiden, nama Puan masuk tiga besar dengan elektabilitas 13,32 persen.
Baca juga: Puan Maharani: Tanpa Perempuan Tidak akan Ada Indonesia
Posisinya berada di bawah Menparekraf Sandiaga Uno dengan elektabilitas 19,5 persen dan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang meraih elektabilitas 24,6 persen.
"Masyarakat memberikan suatu respon berupa voting behaviour atau perilaku memilih yang tercermin dalam kenaikan elektabilitas itu," kata dia.
Dia menilai, kenaikan elektabilitas ini menjadi wujud keberhasilan kerja Puan Maharani selama ini.
Sebelumnya Puan Maharani menjabat sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Lalu, kini saat menjadi Ketua DPR.
“Secara kualitatif, survei itu menunjukkan masyarakat melihat kinerja Puan Maharani. Bukan pemimpin yang pencitraan," tambahnya.