Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lebaran Tahun Ini Bisa Bersamaan pada 2 Mei 2022 Meski Jumlah Puasa Berbeda, Ini Alasannya

Pemerintah baru akan melakukan  sidang isbat penentuan Idul Fitri yang dilaksanakan pada Minggu (1/5/2022) petang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Lebaran Tahun Ini Bisa Bersamaan pada 2 Mei 2022 Meski Jumlah Puasa Berbeda, Ini Alasannya
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Umat Islam melaksanakan Salat Idul Fitri di Masjid Raya Al Mashun, Medan, Kamis (13/5/2021). FOTO DOK. 

Berbeda dengan Muhammadiyah menjalankan puasa selama 30 hari.

Bagaimana hal itu bisa terjadi?

Guru Besar Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri mengatakan, seluruh umat Islam sepakat bahwa puasa dimulai pada 1 Ramadhan.

Namun, yang menjadi perbedaan adalah bagaimana menentukan awal Ramadhan tersebut.

“Semua sepakat bahwa munculnya hilal adalah 1 Ramadhan, tetapi berbeda pendapat tentang apakah malam itu sudah muncul atau belum,” kata Syamsul saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/4/2022) malam.

Adapun metode yang digunakan untuk menentukan kemunculan hilal, yakni rukyat dan hisab.

Rukyat adalah melihat hilal atau Bulan dengan mata atau teropong. Sementara hisab, yakni menggunakan ilmu astronomi atau ilmu falak.

Berita Rekomendasi

Syamsul melanjutkan, dengan menggunakan ilmu hisab, awal bulan sudah dapat diketahui tanpa harus mengamati hilal secara langsung.

Jumlah hari di bulan kalender Hijriah pasti 29 atau 30

“Di hadis dikatakan jika melihat Bulan, berpuasa. Tetapi jika belum, digenapkan Syakban-nya jadi 30 hari. Bagi Muhammadiyah (hilal 1 Ramadhan) itu sudah muncul ketika NU belum melihat (hilal). Muhammadiyah sudah melihat dengan hisab,” terang Syamsul.

Ia menambahkan, sidang isbat 1 Ramadhan 1443 H lalu, kondisi hilal jika dilihat atau diamati dengan mata, diragukan.

Hal tersebut lantaran derajat hilal masih rendah sekali, sehingga NU dan pemerintah memutuskan untuk menggenapkan bulan Syakban menjadi 30 hari.

“Kalau besok (1 Syawal) itu hampir ya menurut ilmu hisab sama dengan apa yang nanti diperoleh saat rukyat. Jadi bagi NU puasanya 29 (hari), bagi Muhammadiyah 30 hari karena tidak mungkin lebih dari itu,” ujar Syamsul.

Wakil Rektor UIN Raden Mas Said ini juga memastikan, jumlah hari di bulan pada sistem penanggalan Hijriah adalah 29 atau 30. Tidak mungkin kurang dari 29 hari, atau lebih dari 30 hari.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas