Pelibatan Anak Muda dalam Kesiapsiagaan Bencana Harus Ditingkatkan
pemerintah akan terus menggalakkan upaya kesiapsiagaan bencana yang berorientasi pada pencegahan dengan melibatkan peran anak muda di dalamnya.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan mengatakan pemerintah akan terus menggalakkan upaya kesiapsiagaan bencana yang berorientasi pada pencegahan dengan melibatkan peran anak muda di dalamnya.
Hal tersebut penting dilakukan mengingat adanya peningkatan tren jumlah bencana dari tahun ke tahun.
“Budaya kesiapsiagaan bencana sebenarnya sudah dimiliki orang tua kita, kearifan orang tua perlu diwariskan ke generasi muda,” kata Abetnego, Selasa (26/4/2022).
Menurutnya pelibatan peran anak muda sangatlah penting.
Pasalnya apabila siap siaga bencana kurang, maka di masa depan akan berdampak pada hilangnya jiwa manusia dan juga menimbulkan dampak ekonomi yang tidak kecil.
"Kementerian Keuangan mencatat rata-rata kerugian ekonomi akibat bencana mencapai Rp 22,8 trilliun pada periode 2005-2017,” katanya.
Baca juga: Sukabumi Selatan Diguncang Gempa, BNPB Belum Terima Laporan Kerusakan di 3 Kabupaten Jawa Barat
Ia mengatakan secara geografis, Indonesia adalah negara kepulauan yang berada di pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri mencatat 1,073 bencana terjadi di tahun 2012 dan angka ini meningkat di tahun 2017 terjadi 2.372 bencana.
"Selama kurun tahun 2005-2017, Kementerian Keuangan mengeluarkan dana cadangan rata-rata sebesar Rp3,1T untuk pembiayaan penanggulangan bencana," katanya.
Selama kurun waktu tersebut, pembiayaan penanggulangan bencana gempa bumi mengisi peringkat pertama dengan besar kerugian mencapai Rp 7,56 Triliun.
Baca juga: Gempa M 5,2 di Halmahera Utara, Dua Warga Luka Ringan, 69 Rumah & Satu Tempat Ibadah Rusak Berat
Bencana kebakaran menempati peringkat kedua dengan biaya penanggulangan mencapai Rp 6,32 Triliun.
Disusul bencana banjir (Rp 4,04 Triliun), tsunami (Rp 2,71 Triliun), longsor (Rp 4,29 Triliun), letusan gunung api (Rp 1,25 Triliun), cuaca ekstrim dan gelombang ekstrim (Rp 1 Triliun) dan kekeringan (Rp 0,01 Triliun).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.