Ketimbang Covid-19, Deteksi Hepatitis Akut Tidak Mudah, Pakar Ungkap Alasannya
Sampai saat ini belum diketahui potensi infeksius dari Hepatitis akut. Namun, dari tingkat keparahan terhitung cukup tinggi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sampai saat ini belum diketahui potensi infeksius dari Hepatitis akut. Namun, dari tingkat keparahan terhitung cukup tinggi.
Hal ini diungkapkan oleh pakar Epidemiologi Griffith University Dicky Budiman.
"Katakanlah sekitar 5 atau 7,5 persen. Ini tinggi sekali," ungkap Dicky pada Tribunnews, Selasa (17/5/2022).
Sedangkan masalah skrinning atau mendeteksi Hepatitis akut ini terhitung tidak mudah. Hal ini dikarenakan data yang belum solid termasuk etiologi dari penyakit ini.
Baca juga: Pakar Epidemiolog Menduga Hepatitis Akut Tergolong Penyakit Baru
Berbeda dengan Covid-19 yang tidak membutuhkan waktu lama karena sudah diketahui penyebabnya, sehingga bisa langsung diambil dan dilakukan genomic sikuensing.
"Artinya skrinning pun belum bisa. Karena skrinningnya masih terlalu umum dan spesifik. Sebaiknya untuk memastikan perlu upaya deteksi dini dengan pengukuran," kata Dicky lagi.
Literasi disampaikan bukan hanya pada masyarakat tapi petugas kesehatan. Jika ada gejala atau keluhan yang mengarah pada Hepatitis akut, segera diperiksakan.
"Di situ skrinning dilakukan, dan tentunya kontak erat juga dicari tahu. Apakah ada penularan ke kontak erat," tutup Dicky.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.