IFG akan Gelar Konferensi Internasional, Dukung Pengembangan Sektor Asuransi dan Dana Pensiun
IFG akan menggelar Konferensi Internasional pada 30-31 Mei 2022. Acara ini digelar untuk mendukung pengembangan sektor asuransi dan dana pensiun.
Editor: Pravitri Retno W
Pada hari kedua, acara akan difokuskan pada sektor asuransi dan dana pensiun, serta pembelajaran dari restrukturisasi asuransi yang sedang dilakukan, termasuk didalamnya aspek perlindungan konsumen.
Sebagai keynote speakers dalam konferensi internasional ini adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto; Menteri Keuangan, Sri Mulyani; dan Menteri BUMN,
Erick Thohir.
Pada hari kedua, konferensi ini akan menghadirkan tiga keynote speakers yaitu Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo; Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti; dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Riswinandi.
Beberapa narasumber internasional dan nasional dalam konferensi antara lain Rajit Signh, Assistant Director of Monetary & Capital Market, IMF; Taimur Baig, Chief Economist/Managing Director, DBS Bank Singapore; Gita Wirjawan, Former Minister of Trade 2011-2014; Rahul Shah, Director of APAC Region, GSMA; dan Emma Sri Martini, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero).
Kondisi Terkini Sektor Keuangan Indonesia
Ibrahim Kholilul Rohman selaku Senior Research Associate IFG Progress menjelaskan bahwa, berdasarkan studi, dalam lima tahun terakhir, struktur aset keuangan Indonesia masih terkonsentrasi di sektor perbankan dengan kontribusi aset sebesar 59,5 % terhadap PDB pada tahun 2020.
Sementara itu, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) yakni sektor asuransi dan dana pensiun hanya mencatatkan kontribusi aset masing-masing sebesar 8,5 % dan 2,7 % terhadap PDB pada tahun 2020. Mengingat kondisi tersebut, diperlukan adanya upaya penguatan sektor asuransi dan dana pensiun seiring dengan sektor tersebut merupakan salah satu investor yang cukup besar di pasar keuangan.
“Sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) khususnya sektor asuransi dan dana pensiun memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas keuangan dan mendukung perekonomian
negara. Industri asuransi dan dana pensiun juga memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan nasional dan ikut serta sebagai sumber pembiayaan domestik untuk
mendukung kegiatan perekonomian” tambah Ibrahim dalam acara tersebut.
Ibrahim juga menambahkan, pada negara-negara maju, meskipun sektor perbankan tetap dominan, akan tetapi aset industri keuangan non-bank juga mengalami pertumbuhan aset
yang cukup pesat.
Hal itu berbeda dengan struktur aset keuangan Indonesia yang masih sangat didominasi oleh sektor perbankan, sementara aset industri keuangan non-bank terpantau masih sangat terbatas.
Untuk itu, Indonesia seharusnya bisa mengembangkan industri keuangan non-bank sebagai industri yang juga mampu mendukung pembangunan nasional dan perekonomian negara dan bersifat komplemen dengan industri perbankan yang saat ini sudah jauh lebih matured.
Informasi lebih lanjut tentang IFG International Conference 2022 dapat diakses melalui situs www.ifgconference.com.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.