Pengamat Beberkan Keuntungan Pembentukan Koalisi Golkar-PAN-PPP, dari Segi Pemilih hingga Waktu
Pengamat memberikan penilaian adanya keuntungan saat membentuk koalisi menuju Pemilu 2024 lebih awal.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Pravitri Retno W
"Golkar itu nasionalis, PAN itu basisnya Muhammadiyah urban, masyarakat kota, PPP itu NU, kebanyakan orang desa. Jadi enggak nyambung, basisnya sangat cair, bukan basisnya ideologi," terang Agus.
Baca juga: Politikus PDIP Sebut Kunjungan Silaturahmi Prabowo ke Megawati Bisa Saja Menjadi Sinyal Koalisi
Tokoh Jadi Kunci Pilpres, Bukan Partai
Menurut Agus, basis pencalonan presiden sangat mirip dengan pencalonan daerah, yakni berbasis tokoh, bukan berbasis partai.
Agus juga menyebut bahwa tokoh akan menjadi kata kunci dalam Pilpres maupun Pilkada, bukan lagi partai.
Karena tokoh bisa diambil dari mana saja, sementara latar belakang partai bukanlah hal penting.
"Pemilu presiden di Indonesia itu koalisinya adalah koalisi cair, tidak ada koalisi yang absolut atau mapan. Dan problematik sistem kepartaian yang kita bangun selama ini."
Baca juga: AHY Tak Ingin Tergesa-gesa Tentukan akan Gabung Koalisi Indonesia Bersatu atau Tidak
"Karena seolah-olah memang pencalonan presiden mirip dengan pencalonan daerah. Basisnya tokoh, bukan partai. Partainya enggak penting, yang penting tokoh. Tokoh ini menjadi kata kunci dalam Pilpres maupun Pilkada."
"Tokoh ini juga bisa diambil darimana saja. Jokowi saja kan bukan orang partai, tapi dicomot, karena dia tokoh populer. Itu akan terjadi di 2024 nanti," imbuh Agus.
Baca juga: Perkuat Koalisi Indonesia Bersatu, Golkar DKI Jakarta Segera Lakukan Konsolidasi Internal
(Tribunnews.com/Maliana/Faryyanida Putwiliani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.