Bima Arya: Jakarta Jadi Pusat Ekonomi Nasional Tak Akan Terjadi Jika Cara Pandang Tidak Diubah
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan, Jakarta akan menjadi magnet ekonomi atau kota bisnis selepas nantinya tak lagi menjadi Ibu Kota.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan, Jakarta akan menjadi magnet ekonomi atau kota bisnis selepas nantinya tak lagi menjadi Ibu Kota.
Kendati demikian, capaian tersebut tidak akan bisa terjadi jika pemerintah tak belajar dari pengalaman atau permasalahan masa lalu.
"Saya sampaikan Jakarta akan menjadi pusat bisnis, pusat ekonomi, pusat perdagangan kemudian juga kota yang ramah lingkungan itu tidak akan terjadi apabila tidak belajar dari saat ini dan ke belakang," kata Bima dalam diskusi bersama Warta Kota bertajuk 'Jakarta Masa Depan', Senin (23/5/2022).
Bima yang hadir secara virtual lantas menjabarkan beberapa problematik yang harus dapat ditangani pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah penyangga Jakarta seperti halnya Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Adapun persoalan pertama yakni perihal koordinasi antar kepala daerah yang menurutnya kurang terjalin dengan baik. Dia mencontohkan perihal penanganan banjir yang kerap kali terjadi di Jakarta.
"Kita (kepala daerah) sering kali bertemu untuk membahas kebijakan-kebijakan tapi tidak pernah maksimal pasti disaat musim banjir tiba ketemu lagi ngomongnya sama, masalahnya sama, usulannya sama, bosen," ucap pria yang akrab disapa Kang Bima.
Atas hal itu, diniali perlu adanya perubahan cara pandang dari beberapa aspek termasuk soal kepentingan pengajuan dana yang sejauh ini keseluruhannya terpusat di Jakarta.
Kata dia, untuk menciptakan Jakarta sebagai Pusat Ekonomi Nasional perlu juga adanya pengaturan soal kewenangan.
"Pertumbuhan ekonomi nasional ini belum maksimal karena cara pandangnya parsial tadi ada persoalan apa di sana? satu persoalan Kewenangan, tidak jelas seringkali siapa mengurus apa dan saling tunjuk atau saling lempar," ucap Bima.
Oleh karenanya, orang nomor satu di kota Bogor itu menilai penting adanya perubahan cara pandang untuk menangani suatu permasalahan dengan cara koordinasi dan terintegrasi.
Sebab jika hal itu tidak terjadi maka harapan untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat ekonomi hingga wisata sekalipun tidak akan bisa terlaksana.
"Jadi selama tidak ada perubahan cara pandang penanganan secara integrated secara terkoordinasi maka tak akan bisa kita punya harapan Jakarta menjadi sentra ekonomi bisnis dan bahkan juga wisata, jadi yang penting adalah cara pandang tadi membenahi supaya saling terintegrasi," tukas dia.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Adwil Kemendagri) menegaskan, pasca pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur nantinya, pemerintah akan memfokuskan Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional bahkan global.
Baca juga: Bima Arya: Jakarta Akan Jadi Kota Bisnis, Perdagangan, dan Pariwisata Setelah Ibu Kota Negara Pindah
Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Kawasan Perkotaan dan Batas Negara Kemendagri Thomas Umbu Pati dalam acara diskusi bersama Warta Kota bertajuk 'Jakarta Masa Depan', Senin (23/5/2022).
"Pemindahan ini kita tidak mengabaikan atau tidak meninggalkan Jakarta, sekali lagi sejarah budaya dan kekhususan DKI ini kita akan tetap pertahankan dalam konteks pusat ekonomi nasional dan global," kata Thomas dalam acara yang dilaksanakan di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta.
Thomas menambahkan, jika bicara Jakarta maka kaitannya juga berada pada beberapa daerah-daerah sekitar yang menjadi penyangga.
Dirinya menyatakan, untuk hal daerah penyangga nantinya, pemerintah juga sejauh ini sudah mulai membahas mekanisme yang dipastikan bersinergi dengan Jakarta.
"Oleh karena itu, mekanisme kerja sama yang selama ini digagas oleh Kemendagri saya pikir itu peluang yang akan tetap kita pertahankan bagaimana membangun kolaborasi sinergitas antar DKI nantinya dengan daerah pinggiran," kata Thomas.
"Saya kira itu hal yang tetap komitmen bagaimana membangun Jakarta ke depan sebagai pusat ekonomi nasional," sambungnya.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan senantiasa membangun iklim investasi yang menjanjikan bagi Jakarta di masa mendatang.
Evaluasi komprehensif juga akan dilakukan pemerintah pusat bersama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah yang notabenenya terhubung dengan Jakarta.
"Kita melihat dukungan investasi, kemudahan berusaha, kemudahan investasi, fasilitas khusus hal-hal ini yang mungkin kita evaluasi, secara komprehensif untuk melihat bottle neck yang selama ini terjadi seperti apa, kendala-kendala seperti apa," ucap Thomas.
Terpenting kata dia, ke depan jika Jakarta sudah ditetapkan tidak menjadi Ibu Kota maka pemerintah akan memfokuskan Jakarta sebagai pusat ekonomi, pusat sejarah dan budaya.
Baca juga: Ibu Kota Negara Pindah ke Kaltim, Kemendagri Tegaskan Jakarta Masa Depan Jadi Pusat Ekonomi Nasional
Dirinya juga menegaskan, pemerintah akan tetap membangun Jakarta dengan melakukan kolaborasi antara keseluruhan stakeholder untuk mempertahankan Jakarta sebagai kota Metropolitan.
"Sekali lagi kita akan sama sama membangun, berkolaborasi untuk mewujudkan Jakarta ke depan sebagai pusat ekonomi nasional dan global dan sebagai pusat sejarah dan budaya saya kira ini yang perlu kita garis bawahi," tukas Thomas.