Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes Yakin Indonesia Belum Terlambat Hadapi Penyakit Hepatitis Akut Misterius

Per 22 Mei, kasus hepatitis akut sudah ditemukan di 31 negara dengan jumlah 614 kasus. Di Indonesia sendiri tercatat ada 14 kasus.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
zoom-in Kemenkes Yakin Indonesia Belum Terlambat Hadapi Penyakit Hepatitis Akut Misterius
The Quint
Penyebab munculnya penyakit hepatitis akut seperti terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia hingga kini masih misterius. Di Amerika Serikat, telah dilakukan identifikasi terhadap 5 pasien anak dengan hepatitis (radang hati) yang tidak diketahui penyebabnya di sebuah rumah sakit di Alabama pada Oktober 2021. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril menyatakan, Indonesia belum terlambat dalam menghadapi penyakit hepatitis akut yang penyebabnya belum diketahui ini. 

Menurut dia, tata laksana penanganan kasus hepatitis akut misterius telah disusun oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes dan telah diedarkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, baik RS pemerintah maupun swasta. 

"Dengan kewaspadaan, serta jangan panik, kita tidak terlambat, baik di pihak keluarga, fasilitas pelayanan kesehatan sampai rujukan. Dengan pelayanan yang berjenjang ini, kita akan menekan angka kematian akibat hepatitis akut," ujarnya dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9, Senin (23/5/22).

(Per 17 mei sebanyak 14 kasus dugaan hepatitis akut ditemukan di Indonesia.

Baca juga: Datang dari Jakarta Timur, Dirut RSCM Ceritakan Kondisi Pasien Hepatitis Akut Pertama 

Ia menjelaskan, jumlah ini didapatkan setelah pemerintah menyelidiki 33 pasien yang diduga berkaitan dengan hepatitis akut misterius ini.

"Dari jumlah tersebut, 30 pasien mengalami gejala serupa seperti infeksi. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, 19 di antaranya masuk kategori discarded, sehingga total diduga kasus hepatitis akut berjumlah 14 pasien," ujar dirut RSPI Sulianti Saroso ini.

Berita Rekomendasi

Syahril menyampaikan, pemerintah menerapkan metode yang sama pada penderita hepatitis A-Z.

Jika pasien hanya menunjukan gejala, mual muntah atau sakit perut sampai diare, penanganan bisa dilakukan di Puskesmas atau RSUD.

"Jadi tidak mesti disampaikan ke rumah sakit pusat. Kemudian yang kedua, jika gejalanya berlanjut -contoh kencingnya seperti air teh, BAB-nya seperti keputihan dan ada kuning di mata, penanganannya juga ada step-nya," paparnya.

Sementara jika pasien menunjukkan gejala lebih berat, misalnya pasien mengalami kejang, kesadaran yang menurun, maka itu harus ditangani di rumah sakit yang lebih besar seperti RS Mangunkusumo dan RSPI Sulianti Saroso.

Baca juga: Anak Keenam Korban Kasus Hepatitis Akut Meninggal di AS, Penyebabnya Masih Misterius

"Dan Indonesia saat ini, dengan keputusan Dirjen Kemenkes, sudah menunjuk rumah sakit-rumah sakit umum pusat Kemenkes yang tersebar di seluruh provinsi sebagai rumah sakit rujukan hepatitis. Di Jakarta ada rumah sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan RSPI Sulianti Saroso," terangnya.

Per 22 Mei kemarin, kasus hepatitis akut sudah ditemukan di 31 negara dengan jumlah 614 kasus.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas