Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BNPT Respons Konvoi Dukung Khilafah di Jaktim: Memiliki Visi dan Ideologi Sama dengan HTI

BNPT merespons soal viral video konvoi rombongan yang membawa tulisan Kebangkitan Khilafah di Cawang, Jakarta Timur

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in BNPT Respons Konvoi Dukung Khilafah di Jaktim: Memiliki Visi dan Ideologi Sama dengan HTI
Twitter miduk17
Tangkapan layar konvoi pemotor beratribut Khilafah di Cawang, Jakarta Timur pada Minggu (29/5/2022) kemarin. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merespons soal viral video konvoi rombongan yang membawa tulisan Kebangkitan Khilafah di Cawang, Jakarta Timur.

Dimana, mereka mengkampanyekan tegaknya sistem khilafah sebagai solusi umat yang dilakukan oleh kelompok Khilafatul Muslimin. 

Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nur Wahid mengatakan, kampanye ini sebenarnya memiliki visi dan ideologi yang sama dengan HTI yang telah dibubarkan oleh Pemerintah. 

Bedanya, kata Nur Wahid, Hizbut Tahrir (HTI) merupakan gerakan trans-nasional dan sedang memperjuangkan sistem khilafah di berbagai negara.

Sementara Khilafatul Muslimin mengklaim sudah mendirikan khilafah dengan adanya khalifah yang terpilih. 

"Genealogi Khilafatul Muslimin tidak bisa dilepaskan dari NII karena sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan ini adalah mantan NII," kata Nur Wahid dalam keterangannya, Selasa (31/5/2022)

"Pendiri dan pemimpinnya adalah Abdul Qadir Hasan Baraja mantan anggota NII sekaligus salah satu pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bersama Abu Bakar Baasir (ABB) dan lainya, serta ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) tahun 2000," tambahnya.

Baca juga: Polda Metro Buru Pemotor Konvoi Bawa Poster Kebangkitan Khilafah di Cawang

Baca juga: Densus 88 Turun Tangan Selidiki Aksi Konvoi Motor Bawa Poster Khilafah di Jakarta

BERITA REKOMENDASI

Nur Wahid juga menjawab soal apakah Khilafatul Muslimin ada rekam jejak berbahaya dan ada kaitannya dengan kelompok radikal terorisme.

Menurutnya, setidaknya ada beberapa parameter yang bisa dipakai dalam melihat Khilafatul Muslimin.

Pertama, aspek ideologi sangat berbahaya dengan memiliki cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI, JI, JAD maupun jaringan terorisme lainya. 

"Walaupun dalam pengakuan mereka tidak bertentangan dengan Pancasila, namun ideologi mereka adalah mengkafirkan sistem yang tidak sesuai dengan pandangannya," ucapnya.

Kedua, secara historis, pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal seperti NII, MMI dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme. 


Dimana, Baraja telah mengalami dua kali penahanan, pertama pada Januari 1979 berhubungan dengan Teror Warman, ditahan selama 3 tahun.

Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas