ISKA: Pancasila Barometer Meningkatkan Martabat dan Kesetaraan Manusia
Ketua ISKA 2017 - 2022, Hargo Mandirahardjo mengatakan Pancasila mengandung nilai-nilai kemanusiaan, kebhinekaan, kesetaraan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) 2017 - 2022, Hargo Mandirahardjo mengatakan, sebagai ideologi bangsa dan dasar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Pancasila mengandung nilai-nilai kemanusiaan, kebhinekaan, kesetaraan.
Tak hanya itu, Pancasila juga menghadirkan wajah Indonesia yang demokratis.
"Yang memberi ruang yang luas dan merdeka bagi setiap anak bangsa untuk turut merawat komitmen kebangsaan, dan terus memelihara solidaritas tanpa batas-batas etnis, ras, agama," kata Hargo dalam keterangannya, Rabu (1/6/2022).
Baca juga: Ketua Umum Baru, Luky Yusgiantoro: Kesejahteraan dan Kemanusiaan, Tema Besar ISKA 4 Tahun ke Depan
Hargo juga menekankan bahwa Pancasila semakin diterima sebagai landasan dasar bangsa yang teguh. Yang menerima segenap perbedaan elemen bangsa sebagai kekayaan Indonesia yang indah dan membanggakan di Tanah Air mau pun di dunia Internasional.
"Dua tahun terakhir, saat pandemi Covid-19 menghantam kehidupan di seluruh penjuru bumi, kita menyaksikan secara nyata betapa nilai-nilai gotong-royong berkembang luas, meneguhkan kembali harapan hidup yang merosot ke titik nadir oleh pandemi," terang Hargo.
Ia menyebut, berbagai elemen bangsa yang terpanggil sebagai relawan mendedikasikan sebulat hati komitmen membantu sesama.
Ini, menurutnya, adalah buah-buah terbaik yang nyata dihasilkan oleh Pancasila.
"Maka sudah sepatutnya, kita semua menjunjung dengan hormat Pancasila sebagai tonggak dan arah dasar jalan Indonesia sebagai bangsa," jelasnya.
Baca juga: Hari Pancasila, Momentum Bangun Peradaban di Bidang Moral
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Presidium Pusat ISKA 2022 - 2026, Luky Yusgiantoro mengatakan, ideologi Pancasila dan praktek pengamalannya harus terus diwariskan kepada setiap warga negara dari generasi ke generasi.
"Mereka perlu memahami Pancasila sebagai filosofi dan nilai-nilai terpenting dasar bernegara dan berbangsa kita," ucap Luky.
Luky menambahkan, salah satu poin fundamental yang dapat dipetik dari kekayaan dasar negara adalah menempatkan harkat dan martabat manusia dalam kesetaraan yang kokoh.
"Hanya melalui penghargaan seperti itulah, Pancasila akan lebih mudah diterapkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," kata Luky.
Bersama kebangkitan seluruh tanah air dari pandemi, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) memandang bahwa inilah saat yang tepat menegaskan kembali Pancasila sebagai inspirasi pembangunan martabat manusia, menghormati kesetaraan dalam diversitas, serta terus menyuburkan spirit solidaritas tanpa sekat.
Dari sila pertama, ISKA berpendapat, kebebasan beragama dan beribadah adalah hal mendasar dalam membangun harkat dan martabat manusia.