Pengamat Ini Prediksi Nama Capres yang Dimaksud Jokowi Justru Mengarah ke Moeldoko, Ini Alasannya
Varhan Abdul Aziz menanggapi soal ramai nama Ganjar Pranowo setelah Presiden Jokowi memberi sambutan dalam Rakernas Projo, beberapa hari lalu.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Varhan Abdul Aziz menanggapi soal ramai nama Ganjar Pranowo setelah Presiden Jokowi memberi sambutan dalam Rakernas Projo, beberapa hari lalu.
Varhan menyebut, bukan Ganjar yang dimaksud Jokowi.
Persoalannya, kata Varhan, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko pun hadir bersama Presiden dalam perhelatan nasional tersebut.
“Bahkan, lebih daripada Ganjar, justru Moeldoko yang mendampingi Presiden Jokowi naik ke panggung saat beliau membuka rakernas,” kata Varhan dalam keterangannya, Jumat (3/6/2022).
Karena itu, Wakil Sekretaris Jenderal LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira) itu berkeyakinan bahwa maksud tersembunyi Presiden Jokowi dengan kalimat 'mungkin yang kita dukung ada di sini' lebih kepada Moeldoko.
Varhan mengatakan punya beberapa pertimbangan penting lain yang mendasari argumennya.
Selain hadirnya Moeldoko dan tampilnya KSP mendampingi Presiden ke panggung untuk membuka Rakernas Projo, ada dua hal lain yang membuatnya yakin bahwa publik selama ini silap mengambil petunjuk tersembunyi dari pernyataan Presiden Jokowi.
Baca juga: Soal Polemik Elite PDIP dengan Ganjar Pranowo, Ini Kata Hasto Kristiyanto
Pertama, kata Varhan, Presiden begitu antusias manakala diajak KSP Moeldoko melakukan panen sorgum di Desa Laipori, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam acara tersebut terlihat betapa akrabnya Moeldoko dengan Presiden, seperti tampak dalam foto-foto yang beredar di media massa.
Di sana, Moeldoko memang berinisiasif menggelar program budidaya sorgum seluas 4.000 hektare di dua desa, yakni Desa Laipori dan Desa Ngohung.
KSP menilai, sorgum adalah tanaman pangan yang mudah dibudidayakan, termasuk di lahan kritis, serta mengandung nutrisi dan zat gizi yang cukup tinggi untuk menjadi pangan pengganti beras, jagung dan gandum.
Kedua, lanjut Varhan, dari sisi Jokowi, tak mungkin ia secara terbuka mendukung Ganjar, kader internal PDIP, yang rawan membawa perpecahan di dalam PDIP.
Baca juga: Pengamat: Jika Ganjar Merasa Ganteng Sendiri, Bisa Menghilangkan Dukungan Megawati
Terutama dengan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.
“Meskipun belum resmi diumumkan, hampir sudah jadi rahasia umum kalau pilihan resmi PDIP untuk calon presiden mendatang adalah Ketua DPR RI Puan Maharani, putri Ibu Mega,” kata Varhan.