Bikin Catatan Panjang Kebaikan Eril Semasa Hidup, Ridwan Kamil: Kamu Sejatinya adalah Pahlawan
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkap sisi kebaikan mendiang putranya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
Penulis: Daryono
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkap sisi kebaikan mendiang putranya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
Ridwan Kamil menduga kebaikan Eril yang selama ini jarang diketahui itulah yang membuatnya mendapat kiriman doa dari ribuan hingga jutaan warga.
Suami Atalia Praratya itu mengungkap sisi kebaikan Eril melalui catatan panjang berjudul KAPAN KITA PULANG.
Menurut Ridwan Kamil, dirinya perlu mengungkap sisi kebaikan putranya semasa hidup karena hal itu merupakan kewajibannya sekaligus hak Eril yang kini sudah dinyatakan meninggal.
Baca juga: Eril Masih Dicari, Ridwan Kamil Bagikan Potret Menyentuh Arkana si Putra Bungsu Cium Foto Sang Kakak
"Bismillah dan mohon maaf,
Ijinkan saya selaku ayahanda Eril, untuk memberi kesaksian atas kiprah dan semangat hidupnya selama ini.
Saya tahu betul, Eril jika masih ada, pasti tidak terlalu senang jika amal atau kebaikannya diceritakan.
Namun sesuai saran ulama,
ini adalah kewajiban saya selaku ayah, dan ini adalah hak dari Eril yang sudah berpulang yang wajib ditunaikan.
Inilah berjuta alasan juga, kenapa kami sudah sangat mengikhlaskan kepergiannya.
Semoga berkenan dan semoga semua bisa memetik hikmahnya.
Jazakallah. Hatur Nuhun" tulis Ridwan Kamil, Minggu malam (5/6/2022):
Dalam catatan itu, Ridwan Kamil juga mengunggah foto dan video aktivitas Eril saat membagikan nasi bungkus hingga membelikan baju baru anak yatim.
Baca juga: Atalia Istri Ridwan Kamil Unggah Momen saat Bersama Eril: Cuma Rindu
Berikut ini catatan yang ditulis Ridwan Kamil sebagaimana dikutip Tribunnews.com:
"KAPAN KITA PULANG
Kisah tentang Eril, anak lelaki kesayangan kami, hakekatnya adalah cerita tentang kita semua. Hakekat bahwa semua dari kita, pasti akan pulang. Dengan waktu, tempat dan cara yang kita tidak akan pernah selalu tahu.
Hidup di dunia ini sesungguhnya adalah tentang perjalnan bukan tujuaan. Dan seperti cerita setiap perjalnan, kisah selalu dimulai dari sebuah titik awal. Dan kisah akan selesai di sebuah titik akhir. Dan untuk setiap yang datang, pasti akan ada saatnya untuk kembali pulang.
Agar perjalan selamat, maka petunjuk jalan dan bekalnya harus kita siapkan. Petunjuk jala adalah keimanan Bekal perjalanan adalah anfauhum linnas yaitu tas berisi pahala ama--amal kebaikan kita.
Itulah hakekat cerita Ananda Eril
Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan, bahwa sesungguhnya ia sudah selesai dengan perjalanannya. Paripurna hidupnya dengan segala amalannya. Ia berpulng kepada pemilik sesungguhnya sesuai jadwalnya.
Jadwal yang sudah tertuli di kitab takdir Allah yaitu di Lauhul Mahfudz
Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orangtua akan lakukan
Namun logika manusia tidak sama dengan ketetapan takdir. Dan jika terdengar cucuran tangis ibunya setiap malam dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping.
Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keihkhlasan, agar bisa memandu kami beradaptasi terhadap takdir ini.
Kami meyakini, sesungguhnya ada dua cara menilai panjang pendeknya umur manusia. Yang pertama, menilai dengan penjangnya umur biologis yang dihitung dengan bulan atau tahun. Itu kebiasaan kita.
Namun, ada cara kedua, yaitu menghitung berapa panjangnya, lamanya dan besarnya amal kebaikannya saat ia hidup di dunia fana ini
Ananda Emmeril Kahn Mumtadz, mungkin umur biologisnya hanya 23 tahun, namun dengan luasnya amal kebaikannya, Insya Allah sungguh ia pergi dalam panjang umur.
Ia lahir 25 Juni 1999 di New York dan berpulang di Bern 24 Mei 2022, saat ia dalam misi berikhtiar mencari sekolah S2
Tidaklah penting kita lahir dan pulang dimana. Karena sesungguhnya semua tempat di dunia ini adalah bumi Allah SWT.
Baca juga: Ustaz Adi Hidayat Ungkap Kondisi Ridwan Kamil Usai Pulang dari Swiss: Sangat Kuat, Ikhlas, dan Tabah
Eril, kamu niatnya pergi mencari ilmu dan pelajaran, malah akhirnya, kamulah yang memberikan ilmu dan pelajaran kepada kami semua.
Dear Eril, ayahnya ini baru tahu, bukan hanya ratusan atau ribuan, tapi jutaan yang mendoakanmu Ril. Dari anak-anak yatim di desa-desa, tukang ojek dan becak di belokan jalan kota sampai ulama-ulama di Palestina.
Dari mereka yang dekat dengan hatimu sampai mereka yang sama sekali tidak mengenalmu.
Mungkinkah ini karena kebaikanmu membelikan baju lebaran kepada anak-anak yatim itu. Atau karena kebaikanmu ngasih thr dari yangmu sendiri ke satpam-satpam itu ril?
Mungkin ini padahal kesabaranmu, saat tidak semua maumu kami berikan walau kami mampu, sehingga kamu harus bekerja sambilan sambil kuliah Ril?
Mungkin ini balasan dari doa-doan malammu dan akhlak muliamu yang selalu menebar senyum penuh radiasi bahagia itu Ril?
Mungkinkah ini buah dari saat kamu hujan-hujan memimpin anak-anak muda membagikan sedekah kepada panti asuhan dan duafa-duafa tua itu Ril?
Mungkinkah ini berkah dari kebaikanmu selalu melindungi sesama manusia di sekelilingmu Ril? Bahkan di saat kejadian itu, kamu selamatkan ibumu dengan melarangnya masuk ke sungai dan kamu relakan pelampung itu untuk adikmu.
Baca juga: Kisah Pilu Saepudin Mirip dengan Ridwan Kamil, Hati Ayah Perih Ditinggal Anak Karena Tenggelam
Kamu sejatinya adalah pahlawan.
Sungguh, kamu diam-diam ternyata sudah menyiapkan bekal untuk perjalanan pulang itu Ril. Masya Allah
Dan tenanglah dimanapun kamu berada Ril, sesungguhnya Ridhaallahu fi ridhawalidain. Ridha Allah akan menyertaimu sekarang karena kami kedua orangtuamu sudah iklhas dan ridha melepas kepulanganmu.
Walau suatau saat nanti akmi ingin berseru "Allahu Akbar!", jika suatu hari Allah ijinkan pertemukan kami dengan jasadmu.
Jika ada dosa dari kami selama ini, kami memohon maaf kepadamu atas segala kekurangan kami, demikian pula sebaliknya. Apapun itu. Agar kamu tenang bersamaNya.
Teriring doa kami di setiap helaan napas dan tetes air mata ni untukmu anakku.
Sungai Aare akan terang benderang, karena jutaan doa-doa ini akan menjadi cahaya yang menerangi ketenangan tempatmu sekarang Riil.
Sampai kita berjumpa lagi, saat kamu bukakan pintu gerbang itu.
JADI KAPAN KITA PULANG?
Kita tidak akan pernah tahu.
namun jika panggilan pulang itu datang, pastikan bekal itu cukup.
Bern, Swiss
2 Juni 2022
Ridwan Kamil.
A proud father of Emmeril Kahn Mumtadz."
Baca juga: Wali Kota Bandung Yana Mulyana Menangis Saat Takziah ke Rumah Dinas Ridwan Kamil
Diketahui, Eril mengalami kecelakaan terseret arus saat berenang di Sungai Aare Swiss pada Kamis, 26 Mei 2022 lalu.
Hingga saat ini proses pencarian masih dilakukan.
Namun demikian, sepekan setelah hilangnya Eril, keluarga telah menyatakan Eril meninggal dunia meski jasadnya belum ditemukan.
(Tribunnews.com/Daryono)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.