Bertahan dengan PKB atau Gabung NasDem Dukung Anies, PKS Tentukan Arah Koalisi Lewat Rapimnas
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), Senin (20/6/2022) besok, yang akan dibahas adalah menentukan koalis
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas), Senin (20/6/2022) besok.
Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri mengatakan dalam kesempatan itu, yang akan dibahas adalah menentukan arah koalisi.
Salim mengatakan forum Rapimnas bakal memberikan rekomendasi mengenai langkah koalisi yang diambil PKS.
"Besok sama lusa coba nanti kita lihat. Kalau final, saya sih melihat belum ada tapi mungkin akan ada rekomendasi," ucap Salim saat menghadiri acara "Mengenang Almarhumah Ani Yudhoyono" di Gedung Assembly Hall Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Minggu (19/6/2022).
Meski begitu, Salim mengatakan Rapimnas belum akan menentukan sosok calon presiden yang akan diusung.
Dirinya menegaskan Rapimnas hanya menentukan arah koalisi dari PKS.
"Mungkin partai koalisinya ya kemungkinan. Kalau final siapa capresnya belum," tutur Salim.
Seperti diketahui, PKS akan mengadakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 20-21 Juni 2022.
Acara yang dimulai pada Senin (20/6/2022) besok tersebut akan digelar di Hotel Sahid Jakarta.
Dalam Rapimnas tersebut, PKS akan membahas sejumlah topik, di antaranya tentang pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Baca juga: Prabowo-Muhaimin Mesra, Sekjen PKS: Selama Janur Kuning Belum Melengkung Semua Bisa Terjadi
Ditinggal PKB
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membangun poros ketiga dalam Pilpres 2024, mendatang.
Kedua parpol tersebut bahkan semakin sering menjalin komunikasi. PKB-PKS bahkan membentuk Koalisi Semut Merah.
PKB bahkan telah menyodorkan nama Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai capres dari koalisi tersebut. PKS juga merespons hal itu dengan baik.
Baca juga: Elite PKB: Koalisi Semut Merah Bisa Berubah Jadi Naga Merah
Namun, koalisi itu pun mendapat penolakan dari kalangan PKB di Solo, Jawa Tengah.
Kelompok kader di Solo yang menamakan diri Kelompok PKB Merah menolak koalisi PKB dengan PKS.
Penolakan ini muncul lantaran kelompok simpatisan tersebut menilai bahwa PKS berbeda ideologi dengan PKB.
Diketahui, PKB dilahirkan dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
"PKB ini dilahirkan oleh NU dan tentu saja ideologinya juga ikut NU. Kalau koalisi dengan PKS bagi kami tidak cocok," kata Koordinator PKB Merah Budi Santoso saat dikonfirmasi Tribun Network, Sabtu (18/6/2022).
Menurut Santoso, masih banyak partai lain yang bisa diajak koalisi selain PKS. Diantaranya PDI Perjuangan, Partai Golkar atau partai lainnya.
"Asal bukan PKS," tagasnya.
Baca juga: Respons Elite PKB Soal Koalisi dengan PKS dan Demokrat: Pengumuman Deklarasi Tinggal Cari Hari Baik
Santoso menyebut, bahwa koalisi PKB-PKS bertentangan dengan situasi kebatinan seluruh kader loyal PKB di tataran akar rumput.
Padahal, loyalitas pemilih PKB disebut sejumlah lembaga survei sebagai yang paling kuat.
"Jika koalisi PKB dan PKS tetap dilanjutkan, kami khawatir pemilih loyal PKB malah meninggalkan PKB," ujar Budi.
Ia menjelaskan, PKB Merah dibentuk sebagai representasi dari pemilih loyal PKB yang berasal dari Solo, Madiun, Jakarta, Surabaya, Semarang, Klaten, Karanganyar, dan Garut.
Ke depan, PKB Merah akan dibentuk di daerah lain.
Baca juga: Hadapi Pilpres 2024, Demokrat Jalin Komunikasi Intensif dengan PKB dan PKS
Ia juga menegaskan, bahwa dalam forum PKB di kalangan kultural, menyebutkan bahwa berkoalisi dengan PKS membuat kondisi internal tidak nyaman.
"Ya, intinya dari forum wedangan-wedangan (kumpul-kumpul) dan grup Whastapp kawan-kawan PKB kultural, koalisi itu membuat tidak nyaman," terangnya.
Terkait aksi penolakan koalisi tersebut, pihaknya akan menyerahkan langsung ke elite jajaran PKB di Jakarta. Supaya, mereka mempertimbangkan lagi koalisi dengan PKS.
Disinggung mengenai dukungan terhadap Muhaimin Iskandar (Cak Imin) maju sebagai Capres, Budi mengatakan, pihaknya mendukung penuh. Namun dengan catatan tidak berkoalisi dengan PKS.
"Perlu kami tegaskan bahwa kami tetap dan terus mendukung Gus Muhaimin menjadi Presiden 2024 nanti, kami juga siap bekerja keras memenangkan beliau. Dan kami yakin semua kader loyal juga satu suara, yang penting jangan bareng PKS," tuturnya.
PKS kepincut Anies?
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal segera menggelar pertemuan dengan Partai NasDem seiring dengan masuknya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam bursa Bakal Calon Presiden (Capres) 2024.
Diketahui, Ketua Umum Partai NasDem dalam penutupan Rakernas NasDem, Sabtu (18/6/2022) mengumumkan tiga nama yang dijadikan rekomendasi untuk menjadi bakal Capres 2024.
Ketiga nama tersebut di antaranya Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Menyikapi hal itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengucapkan selamat kepada Partai nasDe, yang sudah mengeluarkan nama untuk Pilpres 2024.
"Selamat karena NasDem sepertinya sudah mengerucutkan nama Capres pada tiga nama, yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Andika Perkasa. Tentu ini kabar baik, nama-nama para Capres sudah mulai muncul, sehingga proses penjaringan para Capres oleh Parpol akan lebih matang," kata Aboe saat dikonfirmasi Tribunnews, Sabtu (18/6/2022).
Baca juga: Pengamat: Langkah Cerdik NasDem Jadikan Andika Perkasa Bakal Capres Bisa Jadi Daya Pikat Partai Lain
Aboe kemudian memberikan sinyal bahwa internal partai di daerah juga sepakat dengan salah satu figur yang diusung Partai NasDem.
Adapun nama itu tak lain merupakan Anies Baswedan.
"Bisa saja figur yang ada di NasDem kemarin akan juga muncul di PKS. Indikasinya, pas kemarin Milad misalkan, saat saya sebut nama Anies, suara ribuan yang hadir langsung bergemuruh, bisa jadi ini salah satu pertanda. Karena di internal kami sendiri juga masih berproses," jelas Aboe.
Namun begitu, kata Aboe, pihaknya bakal segera menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada Senin, 20 Juni 2022 mendatang.
Baca juga: NasDem Segera Jalin Komunikasi dengan Ganjar, Anies, dan Andika, 3 Kandidat Capres Hasil Rakernas
Salah satu pembahasannya mendengarkan masukan anggota Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) se-Indonesia terkait pengusungan capres 2024.
"Besok Senin direncanakan akan ada Rapimnas, salah satunya adalah mendengarkan masukan dari DPW se Indonesia mengenai capres yang potensial diusung PKS," katanya.
Sementara itu, Partai NasDem pun mengakui bila satu partai politik disebut bakal merapat untuk bersilaturahmi pada pekan depan.
Hal itu disampaikan Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya.
Baca juga: Diusulkan Partai Nasdem Sebagai Capres 2024, Begini Sanjungan Anies Baswedan kepada Surya Paloh
"Semua partai kita jajaki. Sudah ada komunikasi informal dengan salah satu partai. Minggu depan akan berkunjung bersilaturahmi ke partai NasDem dan mungkin berikutnya banyak partai lain," kata Willy kepada wartawan, Sabtu (18/6/2022).
Willy menuturkan bahwa dinamika politik masih akan terus cair.
Sebaliknya, pihaknya juga terus membuka kemungkinan berkoalisi dengan siapa pun untuk bisa mengusung capres usulannya.
"Saya yakin ini kan masih cair dan tentu mana magnet yang paling kuat, mana sinyal yang paling banyak agar kita nggak susah sinyal kan. Nanti koalisinya dikerucutkan berdasarkan kekuatan sinyal," katanya.
Cawapres tergantung koalisi
Willy Aditya melanjutkan untuk Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang bakal diusung nantinya akan ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan partai koalisi yang dibangun.
"Ya itu (cawapres) tergantung koalisi. Itu yang kemudian Nasdem tadi Pak Surya mengatakan kami baru. Boarding pass aja belum punya kami ini. Baru separuh tiket. Nah separuh tiket ini yang jadi modal dasar dalam berkomunikasi membangun koalisi dengan partai-partai lain," kata Willy
Partai NasDem, kata Willy, sangat terbuka melakukan komunikasi politik dengan partai mana pun.
Baca juga: SMRC: Pemilih NasDem Cenderung Pilih Ganjar daripada Anies
Karena itu, pihaknya telah terlebih dahulu menentukan capres yang bakal diusungnya di Pilpres 2024.
"Kenapa kami lebih dulu menentukan capres lalu membangun koalisi? Kami sadar betul magnet utama di dalam proses pembangunan adalah pengantennya adalah capresnya. Dan hari ini adalah calon penganten partai NasDem. Nanti cawapresnya bisa kita rembuk dengan koalisi yang akan mengusung capres yang sudah kami tentukan," katanya.
Diketahui nama Anies Baswedan paling banyak dipilih anggota DPW Partai NasDem.
Kemudian, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
"Saya akan bacakan penetapan rekomendasi nama-nama bakal calon Presiden Republik Indonesia, yang pertama Anies Baswedan, Muhammad Andika Perkasa, dan ketiga Ganjar Pranowo," kata Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat mengumumkan tiga nama figur di agenda penutupan Rakernas NasDem, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (17/6/2022).
Paloh mengatakan bahwa ketiga nama yang diusung itu merupakan hasil rapat pleno atas usulan dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang disampaikan dalam rapat kerja nasional (Rakernas).
Surya Paloh juga menegaskan ketiga nama yang diusung tersebut nantinya akan ditentukan hanya menjadi satu untuk calon presiden.
"Seandainya kursi presiden itu ada 3, ketua umum tidak perlu berpikir lagi, tapi karena ini hanya satu, UU juga memilih satu," kata Paloh.
Lebih lanjut, Paloh menambahkan pihaknya akan mengumumkan satu nama yang akan ditetapkan dirinya untuk diusung oleh NasDem.
Kendati begitu, dirinya belum dapat dipastikan kapan dan di mana akan diumumkan.
"InsyaAllah akan kita tetapkan satu, waktu dan tempatnya kita cari hari baik dan bulan baik," ujarnya
Ini hasil rekapitulasi lengkap suara capres usulan DPW NasDem, sebagai berikut:
Anies Baswedan 31
Ganjar Pranowo 28
Erick Thohir 15
Andika Perkasa 15
Rachmat Gobel 13
Syahrul Yasin Limpo 7
Ridwan Kamil 5
Lestari Moerdijat 5
Prananda Surya Paloh 5
Khofifah Indar Parawansa 4
Ahmad Sahroni 4
Dudung Abdurachman 2
Ahmad Ali 2
Wahidin Halim 1
Sandiaga Uno 1
Isran Noor 1
Siswono Yudhohusodo 1
Viktor B Laiskodat 1
Dominggus Mandacan 1
Mathius Awoitauw 1
Herman Deru 1
Sofyan Djalil 1
TGB Muhammad Zainul Majdi 1
Surya Paloh 1
Syarif Fasha 1
Siti Nurbaya Bakar 1