Koalisi Semut Merah PKB-PKS Dapat Penolakan dari Kader Muhaimin Iskandar
Penolakan ini muncul lantaran kelompok simpatisan tersebut menilai bahwa PKS berbeda ideologi dengan PKB. Diketahui, PKB dilahirkan dari kalangan NU
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Muhammad Zulfikar
![Koalisi Semut Merah PKB-PKS Dapat Penolakan dari Kader Muhaimin Iskandar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/pkb-pks-koalisi-semut-merah-nih3.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membangun poros ketiga dalam Pilpres 2024, mendatang.
Kedua parpol tersebut bahkan semakin sering menjalin komunikasi. PKB-PKS bahkan membentuk Koalisi Semut Merah.
PKB bahkan telah menyodorkan nama Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai capres dari koalisi tersebut. PKS juga merespons hal itu dengan baik.
Baca juga: Elite PKB: Koalisi Semut Merah Bisa Berubah Jadi Naga Merah
Namun, koalisi itu pun mendapat penolakan dari kalangan PKB di Solo, Jawa Tengah.
Kelompok kader di Solo yang menamakan diri Kelompok PKB Merah menolak koalisi PKB dengan PKS.
Penolakan ini muncul lantaran kelompok simpatisan tersebut menilai bahwa PKS berbeda ideologi dengan PKB.
Diketahui, PKB dilahirkan dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
"PKB ini dilahirkan oleh NU dan tentu saja ideologinya juga ikut NU. Kalau koalisi dengan PKS bagi kami tidak cocok," kata Koordinator PKB Merah Budi Santoso saat dikonfirmasi Tribun Network, Sabtu (18/6/2022).
Menurut Santoso, masih banyak partai lain yang bisa diajak koalisi selain PKS. Diantaranya PDI Perjuangan, Partai Golkar atau partai lainnya.
"Asal bukan PKS," tagasnya.
Baca juga: Respons Elite PKB Soal Koalisi dengan PKS dan Demokrat: Pengumuman Deklarasi Tinggal Cari Hari Baik
Santoso menyebut, bahwa koalisi PKB-PKS bertentangan dengan situasi kebatinan seluruh kader loyal PKB di tataran akar rumput.
Padahal, loyalitas pemilih PKB disebut sejumlah lembaga survei sebagai yang paling kuat.
"Jika koalisi PKB dan PKS tetap dilanjutkan, kami khawatir pemilih loyal PKB malah meninggalkan PKB," ujar Budi.
Ia menjelaskan, PKB Merah dibentuk sebagai representasi dari pemilih loyal PKB yang berasal dari Solo, Madiun, Jakarta, Surabaya, Semarang, Klaten, Karanganyar, dan Garut.
Ke depan, PKB Merah akan dibentuk di daerah lain.
Baca juga: Hadapi Pilpres 2024, Demokrat Jalin Komunikasi Intensif dengan PKB dan PKS
Ia juga menegaskan, bahwa dalam forum PKB di kalangan kultural, menyebutkan bahwa berkoalisi dengan PKS membuat kondisi internal tidak nyaman.
"Ya, intinya dari forum wedangan-wedangan (kumpul-kumpul) dan grup Whastapp kawan-kawan PKB kultural, koalisi itu membuat tidak nyaman," terangnya.
Terkait aksi penolakan koalisi tersebut, pihaknya akan menyerahkan langsung ke elite jajaran PKB di Jakarta. Supaya, mereka mempertimbangkan lagi koalisi dengan PKS.
Disinggung mengenai dukungan terhadap Muhaimin Iskandar (Cak Imin) maju sebagai Capres, Budi mengatakan, pihaknya mendukung penuh. Namun dengan catatan tidak berkoalisi dengan PKS.
"Perlu kami tegaskan bahwa kami tetap dan terus mendukung Gus Muhaimin menjadi Presiden 2024 nanti, kami juga siap bekerja keras memenangkan beliau. Dan kami yakin semua kader loyal juga satu
suara, yang penting jangan bareng PKS," tuturnya.
Baca juga: Respons Elite PKB Soal Koalisi dengan PKS dan Demokrat: Pengumuman Deklarasi Tinggal Cari Hari Baik
Jadi Naga Merah
Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid menyebut, Koalisi Semut Merah yang digagas PKB dan PKS berpotensi menjadi semakin besar, menyusul rencana bergabungnya Partai Demokrat.
Jazilul bahkan mengatakan bahwa komunikasi politik terus berjalan di antara partai politik (parpol).
Saat ini, masih ada beberapa parpol yang belum menentukan pasangan koalisi sementara mereka tidak bisa mengusung pasangan calon sendiri sehingga mau tidak mau harus berkoalisi.
Selain Demokrat, ada pula Partai Nasdem dan Gerindra yang belum menentukan pasangan koalisi.
Sementara parpol yang sudah membentuk koalisi yakni Partai Golkar, PPP, dan PAN yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Di antara parpol-parpol yang ada, hanya PDIP yang bisa
mengusung paslon capres-cawapres tanpa harus berkoalisi.
Baca juga: Elite PKB: Koalisi Semut Merah Bisa Berubah Jadi Naga Merah
Gus Jazil mengatakan, jika Demokrat, Nasdem, dan Gerindra yang saat ini belum menentukan pasangan koalisi bisa bergabung menjadi satu dalam barisan PKB dan PKS maka konstelasi politik nasional akan berubah total.
”Kalau ada nanti tambahan siapa, kan masih banyak. Nasdem belum, Demokrat belum, Gerindra belum. Nah, kalau ini tiba-tiba gabung, bukan Semut Merah itu, tapi bisa jadi Koalisi Naga Merah,” ujar Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid, Sabtu, (18/6).
Sebelumnya, istilah Koalisi Semut Merah yang digagas PKB dan PKS muncul karena keduanya sama-sama parpol menengah.
Kendati kecil, jika ada banyak partai kecil yang bergabung maka akan menjadi besar. Selama ini, partai-partai kecil ketika menjalin koalisi dengan ‘partai gajah’ disebut Gus Jazil kurang mendapatklan peran dalam koalisi.
”Kan kita sering berkoalisi dengan gajah di satu tempat, semutnya juga gak dapat peran apa-apa,” ungkapnya.
Gus Jazil mengatakan bahwa tidak masalah jika nantinya partai-partai kecil bertarung dengan partai gajah pada Pilpres 2024, asalkan pertarungan berlangsung sportif dan tanpa saling curiga.
”Semut merah ini kan bisa masuk ke lubang-lubang kecil. Tapi kendati kecil kalau menggigit sakit juga,” kelakarnya.
![TRIBUNNWES.COM, JAKARTA - Pembina Majelis Rahmatan Lil Alamin yang juga Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengundang Head of the Spritual Assembly of Muslim of Russia Mufti, Sheikh Albir Krganov dalam acara tabligh akbar bersama para Habaib, bertajuk](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/serukan-perdamaian-cak-imin-gandeng-mufti-rusia-gelar-tabligh-a_20220617_145348.jpg)
Mengenai koalisi dengan Demokrat, Gus Jazil mengatakan bahwa deklarasi koalisi akan dilakukan ketika sudah menemukan waktu yang tepat.
”Ini kan baru komunikasi, pacaran, soal deklarasi, soal pengumuman, itu kan soal teknis saja, tidak ada yang terburu-buru. Tentu kalau kita mau deklarasi, ya nyari hari yang baik, nyari yang suasanya terang, enggak mendung-mendung begini,” ujarnya.
Gus Jazil mengatakan bahwa wacana koalisi ini perlu disampaikan agar publik mengetahui bahwa komunikasi politik di antara partai-partai terus berjalan, termasuk antara PKB, PKS, dan Demokrat.
Baca juga: Hadapi Pilpres 2024, Demokrat Jalin Komunikasi Intensif dengan PKB dan PKS
Menurutnya, PKB ingin membangun koalisi yang memang betul-betul diharapkan oleh rakyat dan yang memiliki peluang menang.
”Karena PKB ini setiap mendukung itu mesti menang. Nah untuk kali ini jangan sampai mitos ini hilang, kita hati-hati, jadi kita lihat kanan, lihat kiri,” tuturnya. (tribun network/yuda)