Hasil Studi Terbaru ASM: Konservasi Alam di ASEAN Bisa Tumbuhkan Ekonomi 2,19 Triliun Dolar AS
Asia Tenggara memiliki alam dan keanekaragaman hayati yang dapat menarik dana sebesar 2,19 triliun dolar AS ke ekonomi di kawasan ini.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Dewi Agustina
● Proyek Rimba Raya Biodiversity Reserve di Indonesia merupakan sebuah contoh keberhasilan dari solusi iklim berbasis alam.
Proyek ini merupakan proyek REDD+ terbesar di dunia, yang berhasil menghambat deforestasi 65.000 hektar hutan yang awalnya akan diubah menjadi perkebunan sawit.
Sebagai proyek kredit karbon terkemuka di dunia--pendapatan yang dihasilkan telah berkontribusi bagi keamanan pangan, peluang pendapatan, perawatan kesehatan, dan pendidikan bagi masyarakat setempat.
● Sebagai rumah bagi elang Filipina yang terancam punah, the Mt. Kitanglad Range Natural Park (MKRNP) di Filipina merupakan juga tanah asal leluhur tiga suku adat: suku Higaonon, Talaandig, dan Bukidnon.
Kelompok adat ini berperan aktif dalam Dewan Pengelolaan Kawasan Lindung atau Protected Area Management Board (PAMB) dari taman ini, yang berhasil mengurangi aktivitas ilegal serta pelanggaran serta perluasan ekowisata di taman ini.
● Sebuah prakarsa di Tun Mustapha Park (TMP) di Malaysia, yaitu taman laut seluas 898.763 hektar--taman laut terbesar di negara ini serta are lindung laut multiguna terbesar ini mencoba melestarikan keanekaragaman hayati, melindungi spesies langka, mengembangkan perikanan lokal, serta mengurangi kemiskinan bagi penduduk pesisir yang berpenduduk 85.000 orang.
Sebagai sebuah kolaborasi di antara masyarakat setempat, badan pemerintah, mitra internasional, dan organisasi swadaya masyarakat, taman ini menaungi 250 spesies terumbu karang, 400 spesies ikan, serta berbagai spesies yang terancam punah, seperti ikan duyung, berang-berang, paus bungkuk, dan penyu.
● Sebuah proyek yang berhasil di di Laos dan Vietnam yang berupaya melindungi 200.000 hektar hutan di sepanjang deretan pegunungan Annam dari aktivitas ilegal, mendorong pengelolaan sumber daya hutan berkelanjutan, dan melestarikan spesies unik serta keanekaragaman hayati.
Proyek ini juga bertujuan untuk mengurangi emisi karbondioksida sebesar 1,8 juta ton dalam waktu lima tahun.
● Untuk memulihkan hutan bakau yang terdegradasi, sumber pangan penting, seperti madu dan kepiting, masyarakat setempat di Thailand mengkampanyekan larangan pembalakan komersial dari hutan bakaunya.
Mereka selanjutnya melanjutkan dengan memulihkan serta melindungi ekosistem yang meningkatkan pendapatan mereka.
Professor Pervaiz Ahmed, Sunway University, Malaysiauntu menyebut, laporan ini menunjukkan keberhasilan studi kasus di semua negara anggota ASEAN yang menunjukkan bagaimana perlindungan alam dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
"Namun contoh-contoh ini hanyalah awal dari apa yang bisa diraih lebih banyak lagi oleh kawasan ini dalam memanfaatkan kemajuan ilmiah dan teknologi terbaru," katanya.
Untuk mencapai tujuan ini, makalah ini mengusulkan agar semua negara anggota ASEAN mendukung target global 30x30 di dalam negosiasi CBD serta mengimplementasikan di tingkat nasional, suatu pendekatan yang lebih menyeluruh pada pembangunan ekonomi berbasis alam yang dicirikan dengan “pengampu 8i”: infrastruktur, info-struktur, modal intelektual, sistem integritas, insentif, institusi, interaksi, dan internasionalisasi.
Dana yang dibutuhkan diusulkan melalui berbagai insentif ekonomi dan keuangan bagi pelestarian keanekaragaman hayati, termasuk ASEAN Biodiversity Conservation Sovereign Fund.
Untuk mendukung pendekatan ini, pemerintah perlu menciptakan kemitraan baru yang efektif di seluruh sektor serta memanfaatkan sepenuhnya data ilmiah dan teknologi terbaik. (*/)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.