Perayaan HUT Ke-57 Kompas Gaungkan Semangat Rekoneksi
HUT ke-57 Harian Kompas mengambil tema Rekoneksi, mengajak seluruh ekosistemnya agar terhubung kembali dengan semangat yang sama sebelum pandemi.
Editor: Brand Creative Writer
Tribunnews.com - Kita sedang menghadapi perubahan yang sangat besar di dunia. Setelah didera pandemi selama dua tahun, kini kita juga dihadapkan pada eskalasi konflik antarnegara. Segala perubahan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, berpengaruh pada negara kita.
Di tengah perubahan itu, Harian Kompas menyadari pentingnya untuk kembali menguatkan relasi antarpenghuni bumi, yang mencakup alam dan sesama. Hal ini menjadi penting, mengingat betapa besar harapan kita kembali kepada kehidupan normal prapandemi setelah pelaksanaan vaksinasi bisa dikatakan berhasil. Di saat yang sama, kita juga terus mengupayakan keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan, demi kehidupan saat ini dan untuk generasi mendatang.
Harapan inilah yang dibawa pada hari jadinya ke-57, yang jatuh pada Selasa, 28 Juni 2022. Mengambil tema “Rekoneksi”, Harian Kompas ingin mengajak seluruh ekosistemnya untuk terhubung kembali dengan semangat yang sama sebelum pandemi, bahkan memaknai relasi kita dengan sesama dan alam dengan cara baru. Hal ini dikatakan oleh Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo.
“Tema rekoneksi dipilih karena Kompas menjadi simpul dari banyak hal yang kait-mengait. Sebut saja, rekoneksi antara generasi pendiri dan generasi penerus; yang lama dan baru. Bisa juga rekoneksi antara manusia dan alam, antara teknologi lama dan baru, antara pembaca dan redaksi, serta antara bisnis dan redaksi,” ujar Budiman.
Melalui tema rekoneksi, Kompas ingin menjadi lebih baik dalam semua aspek untuk menyajikan informasi untuk masyarakat. Salah satu caranya dengan berkolaborasi demi jurnalisme berkualitas.
“Kami ingin lebih banyak mendengar apa ekspektasi dari semua stakeholder Kompas. Karena, kami ingin memberi dan melayani lebih baik melalui berbagai sajian informasi dan aktivitas. Kami juga menawarkan kolaborasi bersama untuk mempertahankan jurnalisme berkualitas dengan demikian bisa menghibur yang papa dan mengingatkan yang mapan,” Budiman menambahkan.
Edisi khusus HUT ke-57
Tema “Rekoneksi” ini menjadi pijakan bagi sajian Kompas pada 28 Juni nanti. Redaksi Kompas menajamkan tema rekoneksi menjadi lebih spesifik, yakni menguatkan kembali relasi penghuni bumi.
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra menjelaskan, latar belakang penyajian edisi khusus ini karena melihat beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini. Mulai dari dampak revolusi teknologi informasi, pandemi, dan perang Ukraina-Rusia. Hal ini membuat penduduk di bumi menjadi tersekat-sekat.
“Padahal, untuk mengatasi pelbagai permasalahan yang kompleks ini, penghuni bumi justru harus saling bekerja sama dan bersinergi. Kompas meyakini dengan terhubung kembali, kita akan menjadi lebih baik,” ujarnya.
Edisi khusus ini mengupas berbagai persoalan dengan multiperspektif, persoalan humaniora, politik, ekonomi, budaya, dan gaya hidup, baik lokal maupun internasional. Hadir juga berbagai tulisan hasil riset dan opini sejumlah tokoh, mulai dari Ketua WHO Tedros Adanom Gebreyeaus, Jusuf Kalla, William Liddle, Hasan Wirayuda, Chatib Basri, dan Jaya Suprana.
Di hari yang istimewa ini, Kompas juga menyajikan infografik spesial di setiap halaman. Infografik ini saling terkait dan disajikan dengan tata letak khusus sehingga layak disimpan sebagai kenangan maupun dikoleksi. Menariknya, halaman koran ini juga tersambung secara digital ke Kompas.id, sehingga semua orang bisa menikmati konten interaktif ini, berikut juga dengan foto dan video yang lebih banyak.
“Kami berharap, edisi khusus ini bisa membantu pembaca Kompas memahami fenomena global yang saat ini sedang berubah luar biasa dan menimpa kita semua. Selain itu, semoga edisi khusus ini bisa bersama-sama memberi warna dengan membangun kembali relasi yang sudah terkoyak atau terputus dalam kehidupan kita, mulai dari lingkungan terkecil hingga dunia agar semuanya menjadi lebih baik,” pungkas Sutta.
Apresiasi dari Kompas